Guru Luar Biasa Untuk Anak-Anak Istimewa

0
175
Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 2 Poyowa Besar

SOSOK – Deringan bel pada pagi hari itu menandakan masuknya jam istirahat, anak-anak di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 2 Poyowa Besar sudah tak sabar untuk bermain bersama teman-temannya.

Riang dan keceriaan tergambar jelas di setiap raut wajah mereka, para gurupun ikut berbagi keceriaan bersama, bermain dengan mereka.

Di sisi lain, terdapat beberapa murid yang sedang membuat kerajinan tangan yang begitu indah, yang nantinya kerajinan-kerajinan itu akan diletakkan di Gedung Keterampilan SLB Negeri 2 Poyowa Besar.

“Mencari dan mengasah keterampilan anak-anak berkebutuhan khusus bukanlah hal yang mudah,” ungkapan itu yang diucap Deborah Andhy (45), seorang  guru inspiratif saat diwawancarai di Gedung Keterampilan SLB Negri 2 Poyowa Besar, Rabu (08/03/2023).

Setidaknya sudah 13 tahun, konsentrasi Deborah tertuju pada dunia pendidikan. Bukan sembarang pendidikan, melainkan pendidikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus.

Pengalamannya selama mengajar di beberapa sekolah, taman kanak-kanak, dan SD Inpres. Ia melihat anak-anak normal sudah bisa membedakan mana tindakan yang salah dan yang benar, mana yang berbahaya dan tidak, tapi anak-anak berkebutuhan khusus tidak demikian, mereka masih sulit membedakan tindakan yang bisa membahayai mereka dan yang tidak. Alasan itu yang membuat Deborah merasa terpanggil untuk mengambil peran dalam mendidik anak difabel.

“Kalau bukan kita? Siapa lagi yang mau memperhatikan mereka (anak-anak berkebutuhan khuhsus),” ucap Deborah.

Dalam mengajar keterampilan pada anak-anak berkebutuhan khusus, banyak lika-liku yang dilaluinya.

“Kadang kala, saat mengajar anak-anak berkebutuhan khusus, setiap mereka punya kebutuhan yang berbeda-beda, namun beberapa perlengkapan mengajar belum tersedia, yang membuat kita harus ekstra dalam mengajar. Tapi rasa jenuh, lelah tersebut akan hilang nantinya jika kita sepenuh hati mengajar mereka, bagaimana pemberian diri kita sepenuhnya dalam mendidik anak-anak ini,” ungkapnya.

Deborah juga bercerita soal kegiatan belajar mengajar, dengan keterbatasan-keterbatasan anak, seperti tuna rungu, tuna netra dan keterbatasan lainnya, walaupun diiringi juga dengan keterbatasan pendidik, tidak akan menjadi halangan selama itu dilakukan dengan sepenuh hati dan disertai rasa tanggung jawab.

Meski terbilang masih singkat, sekira tujuh bulan dia mengajar di SLB Negeri 2 Poyowa Besar. Deborah tetap gigih dalam mengajar keterampilan pada anak-anak, contohnya, ia memberikan kesempatan pada anak muridnya untuk berkarya, dengan membuat kerajinan dari barang-barang bekas.

“Awalnya saya memperkenalkan, bahan-bahan kerajinan di sekitar mereka, seperti, jagung, yang mereka tau jagung hanya untuk dimakan dagingnya,  kalau sudah habis tinggal dibuang, padahal sisa-sisa dari jagung itu bisa dibuat sebuah kerajinan. Agar nantinya setelah lulus dari sini, ada karya yang pernah mereka hasilkan,” ucap Deborah.

Tentunya ia tak sendiri, Deborah ditemani juga oleh guru-guru lain. Dengan memaksimalkan potensi anak-anak, ikut di berbagai macam jenis perlombaan, olahraga, pentas seni, sampai pada tingkat provinsi. Membuktikan anak-anak berkebutuhan khusus bisa mengharumkan nama SLB Negeri 2, Poyowa Besar, mengharumkan nama daerah Kota-Kotamobagu.

Harapan

“Kami sangat berharap pemerintah, bisa lebih menyediakan fasilitas mengajar di setiap Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus, karena setiap keterbatasan anak diiringi juga dengan kebutuhan yang berbeda-beda,” pungkasnya.

Juga Deborah berharap pemerintah untuk menyediakan Lembaga yang menampung, juga menerima hasil karya mereka, untuk bisa dipromosikan nantinya.

Reporter : Fabio Balamba

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.