TNews, YOGYAKARTA – Peringatan hari jadi Perumda PDAM Tirtamarta Yogyakarta ditetapkan pada tanggal 1 Januari, menggantikan sebelumnya pada tanggal 1 Agustus.
Penetapan hari jadi itu setelah dilakukan hasil penelitian jejak sejarah oleh sejumlah tim yang terdiri dari para akademisi UGM, Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian (Kominfosan) Kota Yogyakarta, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, Kraton Yogyakarta, Pura Pakualaman, Perumda PDAM Tirtamarta, dan para profesional lainnya; hari jadi PDAM Tirtamarta secara kronologi sejarah menjadi 1 Januari 1926.
PDAM yang semula berusia 105 tahun pada 2023, mengalami penyusutan menjadi 97 tahun.
“Akar sejarah PDAM Tirtamarta sangat panjang. Harus dilacak sampai periode kolonial. Karena gagasan mengenai pendirian perusahaan air minum ini sudah ada sejak tahun 1913,” ujar Dr. Sri Margana, Sabtu (6/5/2023).
Salah satu peneliti jejak sejarah PDAM dari kalangan akademisi UGM ini menambahkan, “Konsekuensinya, harus mencari data-data dari masa kolonial, mencari arsip-arsip bahasa Belanda dan juga foto-foto lama yang diproduksi pada jamannya,” ujarnya.
“Hasil penelitian jejak sejarah sedikit berbeda dari sejarah sebelumnya yang dimiliki PDAM. Karena Perumda ini lebih muda daripada yang diperkirakan sebelumnya. Sumber pokok dari penelitian ini adalah sumber dari masa kolonial Belanda. Ide sudah muncul tahun 1913, karena satu tahun sebelumnya terjadi kemarau yang panjang dan terjadi kekeringan di Jetis. Jetis menjadi wilayah yang penting karena dijadikan sebagai salah satu perluasan pemukiman kolonial,” terangnya.
Penggantian hari jadi dan penetapannya ditandai dengan diserahkannya Surat Keputusan (SK) Walikota Yogyakarta dari Pj Walikota, Sumadi kepada Direktur Utama Perumda PDAM Tirtamarta, Majiya.
Di kesempatan yang sama juga diluncurkan buku ‘Air Minum untuk Republik’. Buku yang berisi tentang jejak sejarah PDAM Tirtamarta.
Dalam sambutannya, Sumadi mengutip sepenggal kalimat dalam buku ‘Air Minum untuk Republik’ – bahwa setiap tetes air minum yang keluar dari pipa-pipa jaringan PDAM Tirtamarta adalah cermin dari jejak sejarah yang panjang.
Sumadi berharap, PDAM yang punya sejarah panjang ini memiliki inovasi dan kreativitas untuk terus memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Ia juga memberikan apresiasi, karena beberapa waktu yang lalu PDAM Tirtamarta mendapatkan predikat Grammy Award bintang lima atas pengelolaan air. Kebutuhan air tidak hanya untuk masyarakat tapi juga untuk industri. Ia juga berpesan, upaya-upaya yang harus dilakukan untuk melestarikan sumber air yang berasal dari pucuk Merapi.
“Dengan penetapan hari jadi Perumda PDAM Tirtamarta dan peluncuran buku ‘Air Minum untuk Republik’ akan menjadikan PDAM semakin maju dan sukses tanpa meninggalkan jejak sejarah di masa lalu,” harap Majiya mengakhiri acara.
Reporter : Clementine