TNews, Minut Sulawesi Utara – Walaupun disebutkan mengalami penurunan angka stunting oleh Puskesmas Kecamatan Wori, desa Minaesa salah satu desa penyumbang tingginya Stunting di kecamatan yang berbatasan langsung dengan wilayah kota Manado, tak berhenti menggaungkan antisipasi pencegahan Stunting di wilayahnya.
Melalui pemerintah desa dan pendamping desa serta kader kesehatan dan perangkat desa, Sabtu (26/08/2023) di balai pertemuan umum desa, dilaksanakan kegiatan Sosialisasi Stunting untuk 36 peserta yang terdiri dari remaja putri dan wanita hamil dengan risiko Stunting.
Menurut Hukum Tua Saprin Fanah, berdasarkan pemeriksaan tenaga kesehatan dan gizi Puskesmas Wori, angka Stunting berkurang dari 22 orang, saat ini menjadi 8 orang, dan masih ada 3 orang yang dalam gizi buruk.
“Hasil ini berdasarkan pemeriksaan pada bulan Agustus dan sebagai langkah antisipasi untuk tidak terjadi lagi stanting dan gizi buruk di desa Minaesa, maka kami melaksanakan sosialisasi stunting kepada warga terutama remaja putri dan ibu hamil cake dengan harapan memberikan pemahaman yang berharga terutama kepada remaja putri untuk tidak melaksanakan pernikahan usia dini yang kemudian dapat menyumbang terjadinya stunting di wilayah Desa Minaesa, untuk peserta adalah perwakilan dari 9 jaga,” ungkap Saprin.
Camat Endru Palandung didampingi Sekcam Oktavianus Mayuntu, SSTP ketika memberikan sambutan sekaligus materi sosialisasi kepada peserta menitikberatkan pentingnya pola hidup bersih dan mengkonsumsi makanan bernilai gizi
“Kita harus memiliki kehidupan atau Lingkungan hidup yang bersih. Bagi remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan, mengkonsumsi makanan instan tidak dianjurkan, sebab umumnya tidak memiliki nilai gizi dibandingkan dengan makanan alami, seperti ikan yang cukup tersedia di Minaesa. Pola makan kita juga harus sehat,” kata Endru.
Selanjutnya Camat menyebutkan kekhawatirannya terhadap kesiapan generasi, terkait Bonus demografi pada tahun 2045.
“Di era persaingan akibat tingginya pertumbuhan penduduk pada 2045 mendatang, tentu adik-adik harus mempersiapkan diri menjadi generasi sehat, sehingga mampu bersaing diawali dengan pola hidup sehat terutama mengkonsumsi makanan bergizi, sehingga kondisi Stunting dapat dihindari. Hal ini juga adik-adik, adalah usaha sendiri dan termotivasi mempersiapkan sedini mungkin pengembangan diri dengan memanfaatkan teknologi guna peningkatan status kehidupan, termasuk memasuki usia pernikahan yang matang dan menjaga jarak kehamilan. Marilah kita membangun desa menjadi lebih dikenal dan lebih baik dengan tentunya meminimalisir Stunting dan Gizi Buruk,” tutup camat.
Materi selanjutnya diberikan oleh Kepala Puskesmas Wori dr. Jeane Manua dan petugas Gizi Novita. Kudimang, terkait kesehatan alat reproduksi wanita serta pengenalan dan dampak dari penyakit kelamin. “Memperdalam pemahaman terkait agama, menjauhi pergaulan bebas serta membiasakan hidup bersih dan sehat, sekaligus menghindarkan diri dari pernikahan usia dini dapat meminimalisir terjadinya stunting,” kata dokter Jeane. (Penulis Meiyer Tanod)