TNews, Kaltim – Meskipun kemajuan teknologi telah mencapai banyak sudut dunia, sejumlah wilayah di Kalimantan Timur (Kaltim) masih menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan akses listrik yang memadai.
Menurut data hasil temuan Panitia Khusus (Pansus) Ketenagalistrikan DPRD Kalimantan Timur, terdapat 211 desa di wilayah ini masih belum teraliri listrik, meninggalkan penduduknya bergantung pada sumber energi yang terbatas.
Miris memang, padahal Kalimantan Timur memiliki sumber daya alam yang melimpah yang berdampak pada peningkatan pendapatan asli daerah. Bagai pungguk merindukan bulan, warga desa-desa ini tahun demi tahun terus menanti cahaya terang listrik yang akan membawa perubahan dalam kehidupan mereka.
Legislator Kalimantan Timur pun angkat bicara mengenai isu ini. Mereka menyuarakan pentingnya upaya serius untuk membawa listrik ke desa-desa yang masih terpinggirkan ini.
Anggota Pansus Ketenagalistrikan DPRD Kalimantan Timur, H. J Jahidin mengungkap masalah ketidaktersediaan listrik lebih banyak di daerah Kutai Timur dan Kutai Barat. Jahidin menyebut kondisi ini sangat mengkhawatirkan, mengingat Kalimantan Timur adalah salah satu sumber utama bahan baku batu bara yang memasok ke berbagai daerah.
“Kita yang punya sumber daya alam, yang punya lumbung kok bisa belum menikmati listrik,” ujarnya.
Menurutnya, masalah ini bukan hanya mengenai kenyamanan, tetapi juga berdampak serius pada kualitas hidup penduduk Kalimantan Timur. Tanpa akses listrik yang stabil, banyak aspek kehidupan sehari-hari terhambat, termasuk pendidikan, kesehatan, dan perkembangan ekonomi. Lampu lilin yang digunakan sebagai sumber cahaya utama di malam hari bukanlah solusi yang efisien dan aman.
Diakuinya bahwa pengelolaan listrik dalam Pasal 5 (1) sesuai UU Cipta Kerja dijelaskan mulai dari penetapan tarif, penetapan wilayah usaha, hingga perizinan berusaha penyediaan tenaga listrik merupakan kewenangan pemerintah pusat. Namun, Ia menekankan bahwa perlu ada langkah solutif jangka menengah dan panjang untuk mengatasi persoalan ketersediaan listrik bagi 112 desa di Kalimantan Timur.
Sementara Seno Aji legislator Kalimantan Timur lainnya mengatakan upaya untuk memasok listrik ke desa-desa terpencil ini juga membutuhkan investasi yang signifikan, yang tidak selalu tersedia dalam anggaran pemerintah. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan organisasi non-pemerintah untuk mengatasi tantangan ini.
Menurut Seno, perlu ada solusi yang berkelanjutan dan berdaya tahan yang harus dikejar, agar desa-desa ini tidak lagi bergantung pada sumber energi yang terbatas.
Ia menambahkan, pihaknya telah melakukan rapat dengan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Kaltim.
“Mereka sepakat untuk memberikan tambahan anggaran dalam APBD Murni 2024 guna pemenuhan kebutuhan listrik di 211 desa di Kalimantan Timur,” ujar Sekretaris DPD Partai Gerindra Kaltim.