TNews, YOGYAKARTA – Setelah di tiga tempat, yakni di Pasar Prawirotaman, Beringharjo dan Kranggan, kini Pasar Sentul yang berlokasi di Kemantren Pakualaman secara resmi terhitung hari Rabu (8/5/2024) memiliki Kios Segoro Amarto.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan, kios Segoro Amarto adalah inovasi yang dilakukan Pemkot Yogyakarta bekerja sama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan juga Bulog untuk tidak hanya menyediakan referensi harga, tetapi sekaligus juga memberikan informasi bahwa stok juga ada disuplai dari Bulog.
“Referensi harga ini juga dalam rangka operasi pasar, sehingga pedagang yang “agak nakal” terkoreksi dengan adanya kios Segoro Amarto. Jika kesulitan mendapatkan harga bahan pokok atau mendapati harga di luar kewajaran, datanglah ke kios Segoro Amarto. Di sini dipastikan stok dan harganya wajar.”
“Harga harus dijaga stabilitas inflasinya, tidak boleh terlalu rendah atau terlalu tinggi, sehingga iklim bisnis berjalan. Kalau iklim bisnis tidak berjalan, maka tidak dapat keuntungan. Atau jika bisnis keuntungannya berlebih, daya beli masyarakat akan turun. Maka kita bentuk TPID. Kita tahu bahwa inflasi menjadi momok bagi seluruh dunia, tidak hanya di Indonesia saja. Negara-negara besar tumbang karena inflasi,” ungkap Singgih.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani menyampaikan, inflasi adalah permasalahan di seluruh Indonesia, tentunya di DIY juga. Sehingga Bank Indonesia merupakan bagian yang menginisiasi program ini didukung dan bersinergi dengan TPID pemerintah DIY dan Pemkot Yogyakarta dengan tujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat dan pedagang pasar rakyat terkait dengan inflasi.
“Saya kira, edukasi menjadi penting untuk kita, masyarakat khususnya pedagang sebagai sebagai pelaku jual beli barang yang memberikan kontribusi terhadap inflasi di Kota Yogyakarta. Beras naik berapa rupiah saja, inflasi kita sudah sangat tinggi.”
“Harapan kami, pada saatnya nanti pedagang benar-benar memahami apa itu inflasi. Kemudian apa yang harus kita lakukan untuk mengatasi. Harapannya, pedagang kalau mau cari untung jangan banyak. Pedagang yang berkomitmen dengan kami akan ada jaminan dari Bulog, stok pasti dijaga ketersediaannya. Ada Reward yang kita berikan ketika menjadi bagian pendukung kegiatan atau program masyarakat lan Pedagang Tanggap Inflasi (Mrantasi) ini.”
“Kami juga mengundang perwakilan dari distributor pedagang dari pasar rakyat dari pasar Beringharjo, Sentul, Kranggan, Demangan, dan Prawirotaman untuk membangun sebuah komitmen. Kemudian serah terima hibah kendaraan dari Bank Indonesia berupa kendaraan operasional Pick-Up yang akan digunakan untuk mendukung optimalisasi distribusi pangan strategis kios Segoro Amarto yang kini secara fisik kita mempunyai 5 tempat atau 5 titik, sehingga dibutuhkan operasional untuk memperlancar pengelolaan kios Segoro Amarto.”
Sementara itu, Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah DIY Yuna Pancawati dalam Talkshow-nya menjelaskan latar belakang program Mrantasi ini. Inflasi itu terjadi ketika harga-harga naik semua dalam waktu tertentu dan daya beli masyarakat turun karena harga produk bahan pokok tinggi.
“Maka kami dari tim pengendali inflasi daerah yang tiap menjelang Idul Fitri atau hari-hari besar keagamaan lainnya, kami akan mengunjungi pedagang, memeriksa pasokan dari Bulog harus ada. Kami juga melakukan strategi 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif). Komunikasi efektif yang dilakukan adalah Mrantasi.”
Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Ibrahim, kios Segoro Amarto adalah salah satu kunci sukses pengendali inflasi. BI berkepentingan menjaga ekonomi tetap tumbuh dan inflasi yang terjaga. Ada neraca pangan yang dipantau, menjaga konsumsi masyarakat sesuai dengan kebutuhan. Dari sisi perdagangan, jangan ada penimbunan-penimbunan yang tidak perlu, karena semua ujungnya untuk kesejahteraan masyarakat.*
Peliput : Clementine