TNews, YOGYAKARTA – Untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran, dan keterampilan serta peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah, Kelurahan Srimartani Piyungan Bantul bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup menyelenggarakan Pelatihan Pengelolaan Sampah untuk masyarakat Dusun Petir.
Pelatihan ini digelar selama tiga hari mulai Senin-Rabu, 20-22 Mei 2024 di Balai Desa Kelurahan Srimartani dan diikuti oleh sekitar 30 orang dari perwakilan tiap RT.
Kegiatan pelatihan dilaksanakan sebagai bentuk upaya dalam menanggulangi penanganan sampah dan limbah di tingkat rumah tangga serta memberi edukasi masyarakat terkait pengelolaan sampah dan mengajak untuk mengolah sampah limbah rumah tangga menjadi lebih bernilai dan bermanfaat.
Maya Permatasari selaku pemateri yang bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup pada hari ke-2 pelatihan memaparkan tentang pengelolaan sampah secara mandiri. Sampah yang diproduksi paling banyak dihasilkan oleh sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga merupakan sampah organik.
Dalam kegiatan ini, Maya menjelaskan pengelolaan sampah salah satunya dengan cara menjadikannya menjadi kompos. Hal ini membantu menyelesaikan sampah di tingkat rumah tangga. Bahan yang digunakan murah dan mudah didapat.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Kabupaten Bantul Rudy Suharta S. IP MM mengatakan, pelatihan pengelolaan sampah ini adalah usulan dari desa/kelurahan lewat Pagu Indikatif Kelurahan (PIK). Pagu-nya dari Kabupaten, tapi diberikan kepada masing-masing Kelurahan oleh Pemerintah Daerah (Pemda).
“Saya mencoba untuk membangun komitmen. Ini pelatihan ada dananya, tapi Saya tidak ingin setelah pelatihan tidak ada Actionnya.”
Lebih jauh Rudi berharap dengan adanya pelatihan ini dapat menyelesaikan sampah dari sumbernya, memilah sampah dari rumah tangga.
“Jadi ini konsep ‘Bantul Bersama’, program Bupati Bantul dengan ‘Bantul Bersama, Bantul Bersih Sampah 2025’. Basic-nya adalah kelurahan. Sampah organik kalau bisa diselesaikan di sumber sampahnya. Sedang sampah anorganik seperti plastik, kertas dan lainnya bisa dijual dan yang membeli adalah BUMKal atau BUMDes. Kalau semua warga sudah memberlakukan seperti itu, sudah selesai soal persampahan,” jelasnya.
“Tapi untuk mencapai sasaran itu butuh pelatihan seperti ini. Sejauh ini pelatihan di tingkat dusun efektif. Saya yakin ini bisa jalan.”
Carik Desa Srimartani, Eko Herri Purwanto yang hadir dalam pelatihan ini berharap setelah pelatihan, Dusun Petir bisa menjadi pionir pengelolaan sampah yang bagus dan menjadi rujukan.*
Peliput : Clementine