TNews, YOGYAKARTA – Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Pariwisata kembali menyelenggarakan Pawai Alegoris “Harmoni Jogja 2024” dengan tema Harmony in Old Mataram yang akan berlangsung pada hari Sabtu, 8 Juni 2024 yang dimulai pukul 15.00 – 17.30 WIB dengan rute dari Jalan Kemasan dan berakhir di Jalan Mondorakan, Kemantren Kotagede.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Sri Arika Wahyuningsih dalam jumpa persnya di Kantor Kominfosan, Rabu (5/6/2024) mengatakan, pawai alegoris ini merupakan yang ke-4 kalinya digelar yang dimulai dari tahun 2021.
“Pawai Alegoris Harmoni Jogja 2024 merupakan perwujudan dari upaya Pemkot Yogyakarta untuk memperkuat sektor pariwisata dan budaya, sekaligus mendukung predikat Yogyakarta sebagai kota terbaik untuk pariwisata berdasarkan survei yang dirilis oleh Goodstats pada 29 Oktober 2023.”
“Dalam survei tersebut, Yogyakarta dikenal dengan banyaknya pilihan tempat wisata, keindahan alam, tempat-tempat bersejarah, kuliner khas, serta sarana dan prasarana pariwisata yang memadai,” jelasnya.
Arika menambahkan, Pawai Alegoris adalah bagian dari upaya untuk mempromosikan wilayah selatan Kota Yogyakarta. Diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
“Dengan mengusung tema Harmony in Old Mataram, pawai ini akan menghadirkan berbagai atraksi seni dan budaya yang dikemas secara apik, etik, dan estetik. Melalui visualisasi simbolik, pawai ini akan memberikan informasi yang berkaitan dengan destinasi wisata di Yogyakarta, disajikan dengan berbagai atraksi seni di beberapa situs bersejarah.”
“Di depan Pasar Kotagede, peserta pawai dari sanggar-sanggar di seantero Yogyakarta akan menampilkan tarian yang mengisahkan sejarah yang berhubungan dengan penamaan kampung-kampung di Kotagede. Pembukaan pawai rencananya akan dilakukan oleh Pj. Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto.”
Lanjutnya, Kotagede memiliki banyak destinasi wisata dan daya tarik yang terkenal. Produk ekonomi kreatif di Kotagede, seperti kuliner kembangwaru, kipo, dan ukel, juga menjadi salah satu daya tarik yang memiliki nilai otentik dan kelokalan.
“Produk wisata, termasuk destinasi dan cerita di baliknya, serta ekosistem kuliner, akan dijaga dengan baik, agar wisatawan mengapresiasi dan membeli produk-produk tersebut, yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.”
“Pawai Alegoris menampilkan pagelaran otentik yang bersumber dari berbagai situs yang berlokasi di kampung-kampung Kotagede dan sekitarnya, seperti Situs Manukberi, Beteng Cepuri/Bokong Semar, Padas Temanten, Watu Gajah (Sungai Gajah Wong), Nogobondo, Beteng Peleman, Watu Gilang, Sumur Retno Dumilah, Sendang Selirang, dan Watu Gantheng yang memiliki cerita unik untuk menarik perhatian wisatawan.”
“Dengan alur cerita yang menawan, diharapkan wisatawan yang berkunjung ke Kotagede akan terpesona. Masyarakat juga dipersilakan menonton di sepanjang Jalan Kemasan hingga Jalan Mondorakan.”
“Pemkot Yogyakarta terus berupaya meningkatkan kualitas dan profesionalitas produk-produk produk-produk kepariwisataan serta mendorong ekosistem ekonomi kreatif. Dengan berbagai program dan kegiatan, Yogyakarta berkomitmen untuk selalu menjaga dan melestarikan budaya yang ada sekaligus menjadikannnya sebagai daya tarik utama bagi wisatawan serta memproyeksikan diri sebagai kota festival pada tahun 2024,” bebernya.
Sementara itu, Tim Kreatif Pawai Alegoris Harmony in Old Mataram, Hendi Setio Yulianto menjelaskan, Alegoris sendiri artinya kiasan atau perumpamaan.
“Tapi teman-teman mendiskusikan menjadi interpretasi simbolik bagaimana menginterpretasi simbol dan memvisualisasikan ini, yang kemudian dicoba untuk dinarasikan. Mungkin secara tekstual banyak orang belajar tentang situs, bagaimana situs-situs ini dimunculkan dalam bentuk atraksi seni, dalam hal ini pawai.”
“Harapannya, even-even seperti ini menjadi salah satu ujung tombak pesta warga untuk mempromosikan wilayahnya masing-masing,” tutupnya.*
Peliput : Clementine