TNews, BINJAI – Masyarakat mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Binjai untuk segera melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap pembangunan Masjid Al-Fatih di Kilometer 17, Kelurahan Tunggurono, Kecamatan Binjai Timur.
Desakan ini muncul sehubungan dengan dugaan bahwa anggaran pembangunan masjid tersebut, yang mencapai sekitar Rp. 47 miliar, tidak sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB).
Masyarakat mencurigai bahwa material kubah Masjid Al-Fatih tidak sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam RAB. Dugaan ini diperkuat oleh konfirmasi dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Masjid Al-Fatih, Ibu Ridho Purnama ST, dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Royto.
Menurut Ibu Ridho Purnama, kubah tersebut menggunakan bahan membran. “Itu membran,” kata Ridho Purnama ST melalui pesan WhatsApp. Royto, sebagai PPTK, menjelaskan lebih lanjut bahwa membran tersebut terbuat dari kain dan plastik.
Dua LSM, Muhammad Jaspen Pardede dan Zulkifli Gayo, meminta DPRD Kota Binjai untuk segera melakukan sidak ke lokasi pembangunan Masjid Al-Fatih di Jalan Sukarno Hatta Kilometer 17. Mereka menekankan pentingnya peran DPRD sebagai tim pengawas anggaran yang dituangkan dalam APBD Kota Binjai Tahun 2023, yang mencapai sekitar Rp. 47 miliar.
“Kami dari lembaga LSM mendesak DPRD Kota Binjai untuk segera menyidak pembangunan ini,” tegas Muhammad Jaspen Pardede.
Selain itu, kedua tokoh LSM ini juga berharap agar DPRD Kota Binjai memanggil Walikota Binjai, H. Amir Hamzah, dan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PU TR) Pemko Binjai untuk mengadakan rapat dengar pendapat (RDP).
Mereka menekankan bahwa Masjid Al-Fatih, sebagai tempat ibadah umat Muslim, harus dibangun dengan kualitas yang baik agar tidak mengalami kerusakan di kemudian hari.
“Jangan sampai kondisi fisik Masjid Al-Fatih menjadi carut-marut di kemudian hari. Jika KPK RI tidak turun tangan, kami akan melaporkan ke Kejaksaan,” tegas Zulkifli Gayo.
Pembangunan Masjid Al-Fatih ini menjadi perhatian masyarakat Binjai karena meskipun belum genap satu tahun digunakan, kubah masjid sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Masyarakat berharap ada transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan anggaran agar tempat ibadah ini dapat digunakan dengan baik dan tahan lama.
Peliput : Nanda