TNews, SULUT – Keputusan mengejutkan datang dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang secara tiba-tiba mengalihkan dukungannya dari Elly Engelbert Lasut (E2L) kepada Yulius Komaling sebagai bakal calon Gubernur Sulawesi Utara.
Dukungan ini bahkan diresmikan dengan penerbitan Surat Keputusan (SK) baru, hanya sebulan setelah PKB sebelumnya memberikan surat tugas kepada E2L sebagai bakal calon gubernur.
SK terbaru bertanggal 22 Juli 2024 tersebut, ditandatangani oleh Ketua Bidang Penguatan Struktur, Eksekutif, dan Legislatif, A. Halim Iskandar, bersama Sekretaris Jenderal M. Hasanuddin Wahid. Dalam SK itu, PKB secara resmi menetapkan Yulius Selvanus sebagai bakal calon Kepala Daerah Provinsi Sulut periode 2024-2029.
Poin penting lainnya adalah pembatalan SK PKB nomor 29368/DPP/01/V/2024, yang sebelumnya menetapkan E2L sebagai bakal calon Kepala Daerah untuk periode yang sama.
Bergabungnya PKB ke koalisi Gerindra tidak sepenuhnya mengejutkan, mengingat Ketua Gerindra Sulut, Yulius Selvanus, baru-baru ini terlihat mengunjungi kantor DPW PKB Sulut di Manado. Namun, langkah PKB ini ternyata tidak mendapat dukungan penuh dari beberapa pengurus DPW PKB Sulawesi Utara yang masih setia mendukung E2L.
Salah satu tokoh yang secara tegas menolak keputusan DPP PKB adalah Wakil Ketua PKB Sulut, Alfian Daini. Daini menegaskan bahwa meskipun ia menghargai keputusan DPP, ia tidak bisa mendukung calon yang telah diberikan SK oleh DPP.
“Saya pribadi tetap istiqomah sesuai hati nurani untuk berjuang bersama Pak Elly Lasut dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sulawesi Utara pada bulan November mendatang,” tegas Daini kepada Totabuan News Senin 5 Agustus 2024.
Langkah PKB yang mendadak ini menunjukkan adanya dinamika politik yang kompleks dan penuh intrik. Dukungan yang beralih ke Yulius Komaling mencerminkan strategi politik yang mungkin lebih luas dan mendalam, berpotensi mempengaruhi peta kekuatan dalam Pilgub Sulut mendatang.
Namun, kesetiaan sejumlah pengurus PKB Sulut kepada E2L memperlihatkan adanya perpecahan internal dan konflik kepentingan yang bisa menjadi tantangan bagi konsolidasi partai.
Dengan situasi yang semakin memanas, PKB kini berada di persimpangan jalan.
Keputusan partai ini bukan hanya akan menentukan masa depan politik di Sulawesi Utara, tetapi juga menguji kesetiaan dan prinsip para kadernya. Sementara itu, publik menantikan bagaimana konflik internal ini akan mempengaruhi hasil pemilihan gubernur yang semakin mendekat. (**)