TNews, KOTAMOBAGU – Dalam dinamika politik yang kerap kali didominasi oleh ambisi dan kekuasaan, kisah-kisah kemanusiaan di balik pencalonan seorang tokoh sering kali terlupakan.
Di tengah sorotan yang mengarah pada dr. Weny Gaib, SpM, sebagai bakal calon Walikota Kotamobagu, kisah-kisah tak terduga tentang kebaikan yang dilakukannya selama ini perlahan muncul ke permukaan, menampilkan sisi berbeda dari seorang politisi yang mungkin tidak banyak diketahui publik.
Berbeda dengan narasi politik kebanyakan, cerita tentang dr. Weny lebih banyak bercerita soal kepedulian dan ketulusan. Salah satu kisah menyentuh datang dari seorang ibu berusia 70 tahun di Jalan Pinang, Kelurahan Mogolaing.
Di tengah keheningan hidupnya yang sederhana, wanita tersebut mengungkapkan bagaimana setiap bulan dr. Weny hadir dengan bantuan sembako tanpa pamrih.
“Kebaikan ini dimulai jauh sebelum ada kabar dia mencalonkan diri sebagai Walikota,” ujar sang ibu dengan suara bergetar. Kebaikan yang dilakukannya bukanlah bagian dari strategi politik, melainkan pengabdian yang tulus dari seorang dokter yang diam-diam membantu masyarakat.
Cerita serupa datang dari seorang sopir bentor yang mengisahkan bagaimana dr. Weny menggelar pemeriksaan mata gratis untuk warga Kotamobagu. Bagi sopir tersebut, kacamata gratis yang diberikan dr. Weny adalah berkah tak terduga yang mengubah hidupnya.
“Waktu itu belum ada pembicaraan soal Pilkada, tapi kebaikannya sudah nyata,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca. Bagi masyarakat kecil, bantuan sederhana semacam ini adalah hal besar yang memberikan dampak langsung bagi kehidupan sehari-hari mereka.
Lebih jauh lagi, ada kisah dari seorang pedagang bakso yang mengenang bagaimana temannya yang hampir kehilangan tempat berjualan mendapatkan bantuan dari dr. Weny.
Saat terjadi penertiban, pedagang tersebut nyaris kehilangan sumber penghidupannya. Namun, dr. Weny memberikan tempat berjualan di depan kliniknya tanpa memungut biaya, sebuah tindakan yang sangat berarti di tengah kesulitan ekonomi yang dihadapi pedagang kecil. “Itu adalah pertolongan yang datang di saat yang paling kami butuhkan,” ujarnya dengan suara penuh rasa syukur.
Dalam suasana politik yang semakin intens menjelang Pilkada, kisah-kisah seperti ini membedakan dr. Weny dari banyak calon lainnya. Menurut Hamri Mokoagow, anggota tim pemenangan pasangan Weny-Rendy, tindakan kemanusiaan dr. Weny sudah lama dikenal masyarakat, jauh sebelum ia terjun ke dunia politik.
“Apa yang dia lakukan bukan untuk popularitas. Itu sudah menjadi bagian dari dirinya, dan masyarakat mengetahuinya sejak lama,” katanya.
Di balik segala hiruk-pikuk kampanye, dr. Weny tetap menegaskan bahwa semua yang ia lakukan selama ini adalah bentuk pengabdian tanpa pamrih.
“Jika masyarakat tahu tentang kebaikan ini, itu karena mereka merasa terbantu, bukan karena kami ingin dikenal,” ujar dr. Weny dengan rendah hati.
Ia menegaskan bahwa pengabdiannya kepada masyarakat tidak berkaitan dengan ambisi politik, tetapi murni karena rasa peduli terhadap sesama.
Kisah kemanusiaan yang menyertai pencalonan dr. Weny Gaib seolah memberikan warna baru dalam peta politik lokal. Di tengah persaingan yang ketat, sosoknya tampil berbeda dengan pendekatan yang lebih mengedepankan sisi empati dan kepedulian.
Bagi banyak warga Kotamobagu, dr. Weny adalah simbol kepemimpinan sejati—bukan hanya sebagai calon walikota, tetapi sebagai seorang yang hadir di tengah-tengah mereka saat dibutuhkan, tanpa pamrih dan tanpa sorotan.
Pilkada ini mungkin membuka jalan bagi dr. Weny untuk meraih posisi yang lebih tinggi, namun bagi masyarakat, ia telah lama menjadi figur yang dihormati dan dicintai.
Kebaikan yang ia tanamkan selama bertahun-tahun menjadi landasan kepercayaan yang kuat, dan inilah yang menjadi kekuatan utamanya dalam meraih dukungan, bukan hanya karena ia seorang calon walikota, tetapi karena ia telah terbukti sebagai pemimpin yang berbuat dari hati. (**)