TNews, PENDIDIKAN – Di usia 17 tahun, Nabila Ajeng Indriana, siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kebumen, telah mencatatkan puluhan medali dalam berbagai bidang—akademik, non-akademik, hingga organisasi, baik dalam kancah nasional maupun internasional. Namun, di tengah gemilangnya prestasi, Nabila tak berhenti menantang dirinya. Kali ini, ia terpilih mewakili Dapil 7 Jawa Tengah, yang meliputi Kabupaten Kebumen, Purbalingga, dan Banjarnegara, dalam ajang Parlemen Remaja 2024, sebuah program bergengsi yang diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal DPR RI.
Di balik motivasinya, tersimpan kegelisahan yang mendalam akan isu-isu miring yang kerap mengitari institusi DPR RI. “Banyak kabar yang saya dengar tentang berbagai kritik terhadap DPR, dan itu menimbulkan banyak pertanyaan di benak saya. Namun, alih-alih hanya bertanya-tanya, saya memilih untuk mencari jawaban sendiri dengan ikut merasakan bagaimana menjalankan tugas sebagai anggota parlemen, meski hanya dalam waktu enam hari,” ujarnya dengan nada penuh tekad.
Ajang Parlemen Remaja, yang diikuti oleh 137 peserta terpilih dari 12.883 pendaftar, menjadi arena baru bagi Nabila untuk tidak hanya bersaing, tetapi juga menemukan makna lebih dalam soal kepemimpinan dan kebersamaan. “Awalnya, saya mengira ini akan menjadi ajang kompetisi ketat di mana kami saling berlomba. Namun, kenyataannya jauh lebih bermakna. Parlemen Remaja mengajarkan saya bahwa, di atas kompetisi, ada nilai cinta kasih dan kebersamaan. Semua peserta didorong untuk berkontribusi nyata, bukan sekadar berkompetisi,” jelasnya.
Pengalaman ini mengubah perspektif Nabila tentang pentingnya memanusiakan manusia di setiap langkah. “Dari sini, saya belajar bahwa memanusiakan manusia adalah tugas tertinggi dalam setiap peran yang kita emban, termasuk sebagai anggota parlemen muda.”
Melalui pengalaman dan prestasinya, Nabila memiliki harapan besar bagi generasi muda Indonesia. Baginya, remaja harus memiliki keberanian untuk tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi aktif mencari jawaban. “Generasi muda tak boleh hanya duduk diam dalam kebingungan atau kritis tanpa tindakan. Kita harus bergerak, berkelana, dan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kita sendiri,” pesan Nabila dengan penuh semangat.
Ia juga menekankan pentingnya menggunakan masa remaja untuk menggali wawasan sebanyak mungkin. “Masa remaja hanya datang sekali, dan ini adalah waktu terbaik untuk menemukan jati diri. Hidup tanpa wawasan seperti menyetir dengan mata tertutup—kita bisa bergerak, tapi tak tahu arah mana yang dituju,” tambahnya.
Fabio