TOTABUANEWS, BOLMUT – Belakangan ini Pemerintah Daerah dan masyarakat di Bolmut (Bolaang Mongondow Utara) mulai diadu oleh kelompok-kelompok untuk kepentingan tertentu. Bahkan, media cetak dan elektronik secara tak sadar sudah terjebak dalam skenario yang dibangun untuk memecah-belah daerah ini.
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara (Jubir) Pemkab Bolmut Khristanto Nani SSTP kepada sejumlah wartawan kemarin. Menurutnya, seluruh jurnalis yang melaksanakan tugas di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolmut, harus berdiri tegak pada asas profesionalisme tanpa mengabaikan etika-etika jurnalis.
“Pemerintah daerah perlu menyampaikan agar stop penyajian informasi yang mengandung provokatif yang mengandung unsur mengadu domba antara pemerintah dan masyarakat.
Kami selama ini terbuka terhadap kritik, namun kami berharap disajikan secara konstruktif, mengandung solusi perbaikan dengan tidak mengabaikan kaidah jurnalistik,” ujar Khristanto.
Dia mencontohkan, hal itu terjadi pada penyajian berita dengan cara melakukan copy paste isi media sosial ke cetakan koran, tanpa ada editing dan konfirmasi serta mengandung maksud memecah belah hubungan antara pemerintah dengan masyarakat.
“Ada satu hal yang terjadi di Desa Mokoditek Kecamatan Bolangitang Timur dimana pemerintah desa dan masyarakat diprovokasi oleh media tertentu yang akhirnya di desa tersebut sempat terjadi ketegangan,” terang Khristanto.
Tanpa menyebutkan nama-nama media tersebut, Khristanto meminta kearifan para pimpinan media tersebut untuk mengembalikan model peliputan dan penyajian informasi secara profesional, akurat dan tidak mengabaikan kode etik jurnalis.
“Pemerintah sangat berharap, sumbangsih media yang bertugas di daerah ini, untuk ikut mencerdaskan masyarakat dengan sajian informasi berkelas dan benar-benar merupakan produk jurnalistik. Bukan terkesan justru mengadu domba masyarakat dan pemerintah,” jelasnya.
Tim Totabuanews
