TNews, KOTAMOBAGU – Pasca-pencoblosan Pilwako Kotamobagu yang digelar pada 27 November 2024, yang memunculkan pasangan calon The Winner, Dr. Weny Gaib dan Rendy Mangkat sebagai pemenang, muncul sebuah skandal besar yang mengguncang dunia politik Kotamobagu.
Sebuah grup WhatsApp (WAG) yang dikenal dengan nama “ASN Kabela” kini tengah menjadi sorotan publik, setelah terungkap adanya dugaan keterlibatan sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemkot Kotamobagu yang secara terang-terangan memberikan dukungan kepada salah satu pasangan calon yang kalah, yakni Paslon Nayodo Koerniawan dan Sri Tanti Angkara (NK-STA) yang diusung oleh PDIP, HANURA serta Demokrat.
Grup WhatsApp ini, yang diduga beranggotakan ASN dengan jabatan tinggi di Pemkot Kotamobagu, seperti Kepala Bidang (Kabid), Kepala Bagian (Kabag), hingga Kepala Dinas (Kadis), ternyata telah digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan negatif dan hujatan terhadap pasangan The Winner. Aktivitas dalam grup ini mengarah pada praktik politik hitam yang sangat meresahkan, terutama karena para ASN seharusnya menjaga netralitas mereka dalam kontestasi politik.
Dari informasi yang beredar, sejumlah postingan dalam grup ini bahkan menunjukkan bahwa para anggota tersebut tidak segan-segan untuk menyerang secara pribadi pasangan The Winner.
Tudingan ini semakin memperjelas bahwa para ASN yang seharusnya menjaga integritas dan netralitas dalam menjalankan tugas pemerintahan, justru terlibat dalam upaya untuk merusak citra salah satu paslon yang sah.
Bahkan lebih mengejutkan lagi, ASN-ASN yang tergabung dalam grup ini memiliki posisi yang cukup strategis dan berpengaruh di Pemkot Kotamobagu. Beberapa di antaranya diketahui merupakan pejabat tinggi yang seharusnya memegang kendali dalam menjalankan roda pemerintahan. Tentu saja, hal ini menimbulkan tanda tanya besar mengenai etika dan loyalitas mereka terhadap negara dan publik.
Namun, salah satu ASN yakni Sekretaris Dewan (Sekwan) Kotamobagu, Firmansyah Mokodompit, saat dimintai konfirmasi apakah dirinya mengetahui soal group tersebut, ia dengan tegas membantah.
“Saya tak tahu soal grup WA itu. Kami adalah ASN hanya harus netral dan tidak terlibat dalam politik,” ujar Firmansyah dengan nada tegas.
Dengan semakin terungkapnya keterlibatan ASN dalam aktivitas propaganda yang sangat merugikan demokrasi, kini pertanyaan besar pun muncul: apakah pihak-pihak berwenang di Pemkot Kotamobagu akan mengambil langkah tegas untuk menuntaskan skandal ini? Ataukah ini akan hanya menjadi isu semata yang dilupakan begitu saja?
Satu hal yang jelas, skandal ini menjadi ancaman serius bagi dunia politik di Kotamobagu dan kepercayaan masyarakat terhadap ASN yang seharusnya bertindak profesional dan adil.
(Konni Balamba)