Desa Energi Berdikari Mukti Sari Teguhkan Komitmen Kemandirian Energi di Peringatan Hari Bumi

0
8

Transisi energi menjadi salah satu kunci dalam mengatasi krisis iklim, sebab energi yang kita gunakan selama ini, seperti batubara, minyak, dan gas menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) yang mendorong terjadinya perubahan iklim. Salah satu kontributor peningkatan emisi yang signifikan berasal dari limbah peternakan dan rumah tangga yang tidak terolah dan turut memberikan andil dalam krisis iklim di planet bumi.

Transisi energi
menjadi salah satu kunci dalam mengatasi krisis iklim, sebab energi yang kita
gunakan selama ini, seperti batubara, minyak, dan gas menghasilkan emisi gas
rumah kaca (GRK) yang mendorong terjadinya perubahan iklim. Salah satu
kontributor peningkatan emisi yang signifikan berasal dari limbah peternakan
dan rumah tangga yang tidak terolah dan turut memberikan andil dalam krisis
iklim di planet bumi.

Saat ini dunia
internasional melakukan berbagai upaya untuk menurunkan pemanasan global. Salah
satu di antaranya melalui Perjanjian Paris pada tahun 2015, yang didasarkan oleh
bukti-bukti ilmiah tentang laju dan dampak pemanasan global semakin kuat dan
tidak terbantahkan. Hal tersebut ditandai dengan peningkatan suhu global,
kenaikan permukaan laut, dan frekuensi terjadinya cuaca ekstrem.

Di Indonesia,
upaya untuk mengatasi perubahan iklim tertuang dalam dokumen Enhanced
Nationally Determined Contributions
(ENDC) dengan komitmen pengurangan
emisi GRK sebesar 31,89% pada 2030 dengan upaya dalam negeri dan 43,20% dengan
dukungan internasional (pendanaan, teknologi, dan peningkatan kapasitas).
Besaran target meningkat dari updated NDC yang sebelumnya ditetapkan sebesar
29% dengan upaya dalam negeri. Ada pun sektor yang menjadi strategi dalam
pencapaian target tersebut adalah sektor energi, pertanian, industri, limbah
dan kehutanan.

Salah satu upaya
penurunan emisi GRK di dalam negeri membutuhkan peran dari sektor bisnis atau
perusahaan. Perusahaan memiliki andil yang cukup besar terhadap dampak
pemanasan global melalui aktivitas bisnis yang dilakukan, maka program Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) setiap perusahaan memegang peranan penting
dalam mengatasi perubahan iklim, tidak hanya dituntut untuk meminimalkan dampak
negatif operasionalnya terhadap lingkungan, tetapi sektor bisnis juga
diharapkan berkontribusi aktif dalam menciptakan solusi dan adaptasi terhadap
perubahan iklim.

PT Pertamina
Hulu Rokan (PHR) melalui program TJSL sejak tahun 2022 bekerja sama dengan
Yayasan Rumah Energi (Rumah Energi) di Zona Rokan. PHR menginisiasi Program
Desa Energi Berdikari (DEB) di Desa Mukti Sari Kecamatan Tapung, Kabupaten
Kampar dengan membangun 20 unit biogas. Program ini bertujuan membantu
masyarakat mengatasi persoalan limbah peternakan dan sampah organik serta
menghasilkan energi biogas yang digunakan sebagai alternatif pengganti gas
untuk memasak, sehingga tidak tergantung pada LPG. Tujuan lain adalah
pemanfaatan ampas biogas (bio-slurry) sebagai pupuk organik untuk pertanian,
sehingga menciptakan ekonomi sirkular di tingkat kelompok masyarakat dan desa.

“Hari Bumi
adalah momentum yang tepat untuk meneguhkan komitmen Desa Mukti Sari dalam
mewujudkan kemandirian energi,” ujar Krisna Wijaya, Project Manager Biogas
Rumah (BIRU) Rumah Energi.

Ketua Ternak kelompok
Bhina Mukti Sari, Sudarman juga memperkuat bagaimana kontribusi biogas dalam
menjaga kebersihan lingkungan, “Kami membuktikan bahwa dengan biogas kami
dapat berkontribusi dalam menjaga lingkungan. Sejak ada biogas, limbah organik
bisa termanfaatkan sebagai bahan baku.”

Desa Mukti Sari
telah bertransformasi menjadi percontohan Desa Energi Berdikari berbasis biogas
berkat inisiatif dan partisipasi aktif masyarakat dalam memanfaatkan potensi
sumber daya lokal. Masyarakat Mukti Sari memanfaatkan limbah ternak untuk
menghasilkan biogas serta mengembangkan rantai nilai ekonomi yang muncul dari usaha
pupuk organik oleh kelompok Biotama Agung Lestari. Kelompok ini memproduksi
pupuk organik berbahan baku ampas biogas yang ramah lingkungan untuk dipasarkan
secara masif dan mandiri, sehingga tumbuh ekonomi baru di desa yang dapat
meningkatkan pendapatan para penerima manfaat kelompok biogas yang ada.

Transformasi
Berbasis Biogas: Kisah Sukses Mukti Sari

Desa Mukti Sari
telah membuktikan bahwa energi bersih dapat menjadi kunci untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Melalui Program DEB berbasis biogas, masyarakat Mukti
Sari tidak hanya mendapatkan akses energi yang terjangkau, tetapi juga
pengetahuan dan keterampilan baru dalam pengelolaan sumber daya alam secara
berkelanjutan, berbagai dampak berkelanjutan yang dirasakan melalui program ini
melampaui dampak lingkungan dan menjangkau hingga ke dimensi sosial, ekonomi,
bahkan kelembagaan masyarakat.

Dampak
Lingkungan

Realisasi volume biogas yang dihasikan sampai dengan Maret 2025
dari 20-unit instalasi reaktor biogas yang dibangun adalah 33.850 m3 atau
setara dengan energi kalor 197.478 kWh. Total potensi limbah organik yang dikelola dalam reaktor biogas
dan menghasilkan biogas adalah 651.50 kg per hari atau setara 237,80 ton
per tahun. Bioslurry diaplikasikan oleh 18 orang penerima manfaat biogas
di Mukti Sari di lahan demplot pertanian di kebun milik pribadi dengan
total luasan sebesar 14,80 hektare. Potensi reduksi emisi dari 20 unit instalasi biogas adalah 50,00
tCO2e per tahun. Realisasi reduksi emisi dari 20 unit instalasi biogas
sampai Maret 2025 sudah 112,08 tCO2e. Potensi reduksi emisi dari aplikasi bioslurry pada 14,80 ha
lahan adalah 9,21 tCO2e per tahun.

Dampak Sosial
dan Ekonomi

Rerata penghematan penggunaan tabung gas LPG untuk memasak
dalam sebulan per rumah tangga adalah 3 tabung, sehingga potensi
penghematan subsidi adalah sekitar Rp 60.000 – Rp 75.000 dalam sebulan. Rerata penghematan pembelian pupuk kimia oleh penerima manfaat
untuk kegiatan pertanian dan Perkebunan adalah sekitar Rp 100.000 – Rp
250.000 per bulan. Kelompok Biotama Agung Lestari, produk Pupuk Organik Cair (POC)
sejak Oktober 2023 telah menjual 2094 botol (liter) dengan omzet Rp. 45.110.000,00
dan Pupuk Organik Padat (POP) telah menjual 6.208 kg dengan omzet sebesar
Rp. 16.575.000,00- sehingga total omzet kelompok sebesar Rp. 61.685.000,00.

Kontribusi
terhadap Sustainable Development Goals (SDG’s)

SDGs 1, SDGs 2,
SDGs 5, SDGs 7 dan SDGs13

Memperingati
Hari Bumi 22 April 2025, Desa Mukti Sari ingin berbagi kisah suksesnya sebagai
inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia. Desa Mukti Sari telah memberi
contoh praktis pemanfaatan sumber daya yang bijak, melalui pendekatan eco-localism
– pengelolaan potensi sumber daya di lingkungan lokal menjadi sumber energi
terbarukan. Mereka membuktikan bahwa dengan adanya kemauan, inovasi, dan
kolaborasi, kemandirian energi berbasis sumber daya lokal adalah hal yang
mungkin dicapai.

Kepala Desa
Mukti Sari, Bapak Waryono menyampaikan rasa bangganya dalam kegiatan Aktivasi Desa
Energi Berdikari, “Kami sangat bangga dengan pencapaian desa kami. Ini adalah
bukti nyata bahwa masyarakat desa kami dapat mewujudkan kemandirian energi
tentu kami berharap pengalaman Mukti Sari dapat menjadi contoh dan
menginspirasi desa-desa lain untuk memanfaatkan potensi lokal mereka.”

Dalam semangat
Hari Bumi, Manager CID PHR Iwan Ridwan Faizal mengatakan, Desa Energi Berdikari
merupakan program CID unggulan Pertamina yang mendukung implementasi ESG
(Enviromental, Social and Governance). PHR sebagai koordinator Regional 1
Sumatra telah mengembangkan 11 lokasi DEB berbasis energi surya dengan
kapasitas 41,13 kWp dan biogas dengan kapasitas 205m3 di berbagai wilayah
kerjanya.

“Pengembangan
DEB Muktisari Community merupakan salah satu program DEB di Zona Rokan yang
telah berhasil mengembangkan biogas dari kotoran hewan sebagai sumber energi
alternatif dan meningkatkan nilai ekonomi masyarakat baik dari biogas maupun
bio-slurry yang dihasilkan,” ucapnya.

Mari jadikan Hari Bumi tahun ini sebagai
momentum untuk memperkuat komitmen kita terhadap pelestarian lingkungan dan
mewujudkan kemandirian energi di seluruh pelosok negeri. Belajar dari Mukti
Sari, kita dapat membangun masa depan yang lebih hijau, adil, dan berkelanjutan
mulai dari tatanan wilayah administratif desa sekalipun untuk dampak positif
yang besar bagi generasi mendatang.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES