TNews, BOLMONG RAYA – Di tengah semangat yang terus membara untuk mewujudkan Daerah Otonomi Baru (DOB) Provinsi Bolaang Mongondow Raya (PBMR), nama Muhammad Salim Landjar (MSL) patut dikenang sebagai salah satu motor penggerak awal lahirnya gerakan ini. Sosok visioner ini bukan hanya menjadi bagian dari sejarah perjuangan, tetapi juga menjadi penggagas utama terbentuknya Panitia Pemekaran PBMR, yang kelak diketuai oleh salah satu tokoh berpengaruh Abdullah Mokoginta (mantan wakil gubernur Sulawesi Utara dari tahun 1986 hingga 1991).
Dalam catatan redaksi Totabuan News, MSL telah menunjukkan dedikasi luar biasa terhadap cita-cita berdirinya Provinsi BMR, jauh sebelum gagasan itu menjadi agenda resmi. Di penghujung tahun 2011, MSL menggelorakan semangat rakyat melalui aksi massa besar-besaran. Puluhan ribu masyarakat dari seluruh penjuru Bolmong Raya turun ke jalan dalam aksi simbolis pemasangan papan nama Kantor Gubernur dan DPRD Provinsi BMR – sebuah langkah politis yang sarat makna perjuangan.
MSL mengusung kekuatan rakyat, people power, sebagai instrumen politiknya. Aksi ini bukan hanya bentuk protes atau harapan kosong. Di bawah kepemimpinan dan orasinya yang membakar semangat, gagasan Provinsi BMR mulai mendapatkan perhatian nasional. Hanya berselang beberapa bulan, tepatnya pada 10 Januari 2012, usulan resmi pembentukan Provinsi BMR telah masuk ke meja DPR RI, Kementerian Dalam Negeri, dan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal).
Langkah ini menjadi tonggak penting dalam sejarah pemekaran wilayah di Indonesia Timur. Meski hingga kini perjuangan tersebut masih terus berlanjut, kontribusi Muhammad Salim Landjar tak bisa dihapus dari catatan sejarah. Ia bukan sekadar politisi, melainkan simbol harapan dan perlawanan rakyat Bolmong Raya terhadap ketimpangan pembangunan dan keinginan untuk berdiri di atas kaki sendiri.
Kini, ketika semangat DOB PBMR kembali berkobar, penting bagi generasi hari ini untuk mengenang siapa yang pertama kali menyalakan apinya. Dan di antara nama-nama itu, Muhammad Salim Landjar berdiri paling depan — sebagai pembakar semangat, penggerak massa, dan peletak dasar perjuangan yang belum selesai.*
Peliput: Konni Balamba
