Industri Web3, Peluang di Tengah Tantangan Sempitnya Lapangan Kerja

0
4

Jakarta, 3 Mei 2025 – Bertepatan dengan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei kemarin, dunia kembali diingatkan akan pentingnya adaptasi dan inovasi dalam sektor ketenagakerjaan. Di mana,  dunia tengah menghadapi gejolak perlambatan ekonomi global, fluktuasi nilai tukar, hingga lonjakan harga di pasar global.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, angka pengangguran meningkat dari 7,20 juta orang pada Februari 2024 menjadi 7,47 juta orang pada Agustus 2024.

Ini merupakan tantangan, sekaligus dorongan bagi generasi muda untuk dapat mencari peluang baru seluas-luasnya di tengah gejolak ekonomi. Belum lagi, besarnya angka pengangguran lulusan muda yang masih tinggi, perubahan struktur kerja akibat otomatisasi, dan semakin ketatnya persaingan global.

Menjawab hal tersebut, industri Web 3.0 yang berbasis teknologi blockchain dapat menjadi salah satu solusi potensial yang menawarkan model kerja baru bagi masyarakat global, termasuk Indonesia.

Ketidakpastian pasar kerja konvensional akibat tekanan inflasi dan perlambatan investasi, memberi peluang bagi industri ini. Web3 bukan hanya tren teknologi, tapi sebuah ekosistem yang mampu membuka peluang kerja baru.

Dengan model kerja yang lebih fleksibel, berbasis komunitas, dan transparan, Web3 terbuka bagi berbagai latar belakang talenta. Baik bagi pengembangan teknologi, pemasaran, hubungan masyarakat, keuangan, seni digital, bahkan hukum.

Web3 menawarkan alternatif berupa pekerjaan berbasis komunitas global, mulai dari pengembangan teknologi blockchain, pembuatan konten digital NFT, pengelolaan komunitas daring, hingga partisipasi dalam proyek DAO (Decentralized Autonomous Organization).

Dalam banyak proyek berbasis blockchain, individu ataupun organisasi bisa terlibat sebagai kontributor lepas, pemegang token, hingga pengembang produk. Ini menjadi penting di saat banyak pekerja harus menghadapi tekanan PHK atau pengurangan jam kerja akibat ketidakpastian ekonomi.

Seiring semakin terhubungnya publik dengan teknologi digital, peningkatan edukasi dan pemahaman akan risiko teknologi baru tentu tidak kalah pentingnya. Edukasi yang inklusif adalah kunci agar potensi Web3 dapat diakses oleh berbagai kalangan masyarakat, dan bisa menjadi kekuatan ekonomi baru bangsa Indonesia.

Hari Buruh kali ini, bukan hanya tentang memperjuangkan nasib pekerja dalam kerangka lama, tapi juga tentang bagaimana generasi pekerja Indonesia menyiapkan diri untuk menjadi bagian dari ekonomi digital global yang semakin terbuka dan terdesentralisasi.

Bittime sebagai platform jual beli aset kripto yang resmi berlisensi di Indonesia, turut mendukung pengembangan dan keberlanjutan industri Web3 di Indonesia. Dalam hal ini, Bittime terus memperluas jangkauan kolaborasi dan pengembangan talenta masyarakat Indonesia dengan komitmennya mengadakan berbagai kegiatan dan inovasi guna meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi yang dimiliki industri Web3.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES