TNews, BOLMONG – IKNews, BAKAN – Suara mesin tambang yang menderu-deru di Site Bakan, Bolaang Mongondow, lazimnya identik dengan kerja keras para lelaki. Namun kini, pemandangan berbeda hadir dari balik kabin raksasa Articulated Dump Truck (ADT). Beberapa perempuan muda dengan percaya diri mengendalikan setir alat berat seberat puluhan ton itu.
Fenomena ini lahir dari program pelatihan yang digelar PT J Resources Bolaang Mongondow (JRBM) bersama kontraktornya, PT Samudera Mulia Abadi (SMA). Tidak hanya membuka jalan karier baru bagi masyarakat lokal, program ini juga menanamkan nilai kesetaraan gender di lingkar tambang.
Head of Human Resources Business Partner (HRBP) JRBM, Romy Hidayat, menegaskan bahwa keberanian para perempuan muda tersebut sejalan dengan komitmen perusahaan.
“Kami melihat keikutsertaan perempuan dalam program ini sebagai langkah maju membangun keberagaman dan inklusi di dunia kerja tambang. Tidak hanya membuka peluang kerja, tapi juga menyampaikan pesan kuat bahwa setiap orang, tanpa memandang gender, punya kesempatan sama untuk berkembang. JRBM bersama mitra kontraktor ingin terus menghadirkan ruang pembelajaran dan pengembangan yang adil bagi masyarakat lingkar tambang,” ujarnya.
Senada, Andreas Saragih, General Manager External and Security JRBM, menilai kehadiran operator perempuan menjadi bukti perubahan.
“Bagi kami, keterlibatan perempuan dalam operasi tambang adalah hal yang patut diapresiasi. Melalui program pelatihan bersama PT SMA, kami ingin menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk terlibat dan berkembang di industri pertambangan. Langkah kecil seperti ini diyakini akan memberi dampak besar bagi desa-desa lingkar tambang,” katanya.
Sejak akhir 2022 hingga 2025, PT SMA telah melahirkan tiga angkatan Training Basic Operator ADT. Tahun ini, program itu diperluas dengan Basic Mechanic Course yang akan dimulai September 2025. Peserta direkrut dari 14 desa lingkar tambang di Bolaang Mongondow dan Bolaang Mongondow Selatan, berdasarkan rekomendasi pemerintah desa.
Deputy Project Manager PT SMA, Muhammad Akmal Hasan, menjelaskan bahwa keterlibatan perempuan menjadi nilai tambah tersendiri.
“Tahun ini ada tiga peserta perempuan. Tahun depan, kami berharap bisa merekrut 14 perempuan, masing-masing dari desa lingkar tambang. Ini bentuk dukungan kami terhadap kesetaraan gender,” katanya.
Salah satunya adalah Mustika (25) dari Kotabunan, Boltim. Ia mengaku bangga bisa membuktikan bahwa perempuan juga mampu.
“Awalnya saya hanya bisa bawa mobil kecil. Di sini, saya belajar mengendalikan unit besar. Semakin penasaran, semakin tertarik mencoba hal-hal baru. Saya ingin membuktikan ke teman-teman, perempuan juga bisa,” tuturnya.
Peserta lain, Jessica Modeong (23) dari Desa Bakan, Bolmong, mengaku sempat ragu saat pertama kali ikut pelatihan.
“Tapi saya ingin tunjukkan yang terbaik. Dari nol, saya belajar sampai paham. Harapannya, bisa membuktikan bahwa perempuan juga mampu. Bahkan sebelum ikut, saya sudah tertarik karena lihat di medsos ada perempuan operator,” ungkapnya.
Sementara itu, Rachmi Suleman (19) terinspirasi dari ayah dan kakaknya yang bekerja di tambang. “Saya ingin menambah pengalaman sebanyak mungkin dan membuktikan bisa seperti mereka,” ucapnya mantap.
Kini, keberanian Mustika, Jessica, dan Rachmi menjadi simbol perubahan. Dari balik kemudi raksasa, mereka menunjukkan bahwa tambang bukan lagi dunia eksklusif laki-laki, melainkan ruang yang memberi kesempatan setara bagi siapa pun yang berani mencoba.*