307 Ton Limbah B3 di Pemakaman Pesarean Akhirnya Diangkat, Warga Harap Tak Terulang

oleh -96 Dilihat
Gambar: Pekerja mengeruk timbunan slag B3 di area pemakaman Pesarean, Kabupaten Tegal, Senin (1/12/2025). Foto: Dok. DLH Kabupaten Tegal / Agung

TNews, TEGAL – Tumpukan slag—limbah B3 dari aktivitas pengecoran logam rumahan—yang selama bertahun-tahun menggunung di area pemakaman umum Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, akhirnya berhasil dikeruk. Total 307 ton material berbahaya itu dibersihkan melalui proyek pemulihan lahan yang dilaksanakan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tegal.

Dalam sosialisasi pascapemulihan yang digelar di Ruang Rapat Adipura DLH, saya melihat langsung bagaimana temuan terbaru ini menjadi bahan evaluasi serius. DLH menyebut pekerjaan remediasi tahun anggaran 2025 ini menghabiskan dana Rp710,6 juta. Sebelumnya, pemerintah pusat telah menangani zona inti dumpsite dengan total anggaran sekitar Rp20,5 miliar sejak 2018.

Plt Kepala DLH Tegal, Edy Sucipto, menjelaskan bahwa pengerjaan berlangsung selama 70 hari sejak 9 Oktober hingga 17 Desember 2025. “Di grid 9 dan sebagian grid 16, kami memulihkan 463 meter persegi lahan dengan volume tanah tercemar mencapai 231,5 meter kubik. Hasil uji laboratorium menunjukkan tanah sudah memenuhi baku mutu,” ujarnya.

Tanah tercemar yang diangkut kemudian diolah penyedia jasa menjadi bahan baku batako, sementara area yang dikupas ditimbun tanah baru. Edy memastikan pemulihan lanjutan di kompleks pemakaman dan titik pencemaran lainnya dijadwalkan kembali pada 2026–2027.

Sekda Kabupaten Tegal, Amir Makhmud, menegaskan bahwa pencemaran limbah logam di Pesarean adalah persoalan panjang yang meninggalkan jejak kesehatan serius, terutama pada anak-anak. Menurutnya, laporan internasional mengenai paparan timbel menjadi peringatan keras agar aktivitas industri serupa tak lagi abai terhadap pengelolaan limbah.

Ia mengingatkan pelaku usaha pengecoran yang kini terpusat di PIK Kebasen agar tak mengulangi kesalahan lama. “Pengelolaan slag harus diperhitungkan sejak awal. Jangan sampai menimbulkan masalah baru hanya karena limbahnya tidak ditangani,” tegasnya.*

Peliput: Agung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

No More Posts Available.

No more pages to load.