TOTABUANEWS, BOLMONG – Penolakan terhadap Pemangku Jabatan Sementara (PJS) Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong) mulai diserukan oleh warga. Hal itu menyusul dengan adanya Informasi soal rencana Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Oliy Dondokambei menempatkan Pjs setelah Plh Ashari Sugeha, bukan Birokrat asal Bolmong Raya.
Dari hasil pantauan sejumlah titik di seluruh wilayah Kecamatan Lolak terpampang, spanduk-spanduk yang bertuliskan penolakan terhadap Pjs Bupati Bolmong bukan Birokrat asal BMR.
“Orang yang tepat di tempatkan sebagai PJS Bupati, harusnya orang yang paham betul dengan kultur dan budaya warga Bolmong itu sendiri, manfaatnya juga untuk memberi kemudahan terhadap pejabat tersebut menjalakan roda pemerintahan,” kata Cheni Paputungan sala satu Aktivis Bolmong.
Menurutnya, penujukan Pjs Bupati memang hak Prerogatif Gubernur. namun apa yang akan di putuskan tersebut tidak mengabaiakan tatanan Budaya yang telah tumbuh dan terjaga di tegah-tengah warga Bolmong.
“Pejabat Bupati otomatis melekat pemangku adat tertinggi di Bolmong. Setiap orang yang baru menduduki jabatan itu akan di langsungkan prosesi adat pemberian gelar tersebut,” ungkapnya
Di akuinya, sesuai penjelasan Gubernur pada saat kujungan di Bolmong pada beberpa waktu lalu. memang ada ajuran melalui surat edaran kemedari soal biroktat BMR yang ada di Provinsi untuk tidak dapat lagi menepati Pjs Bupati, di karena suda pernah menjabat posisi yang sama sebelumnya. akan tetapi, di dalam udang-undang tidak ada yang mengatur soal hal itu.
“Sebagai bentuk penghormatan terhadap ada Bolmong, Sangatlah bijaksana jika Gubernur menempatkan Putra Asli BMR sebagai Bupati Bolmong,” ungkapnya.
Senada juga di sampaikan oleh, Suriawan Muda Aktifis asal Kecamatan Bolaang. menurutnya, waktu delapan Bulan, bukan lah waktu yang singkat bagi Pjs Bupati menempati posisi pengambil kebijakan di Bolmong. dimana, ada hal-hal prinsip terkait dengan kultur dan budaya Bolmong begitu amat bergantung pada kebijakan Bupati.
“Warga Bolmong sangat terbuka dan menghargai kemajemukan yang telah terpelihara di tengah masyarakat selama ini. Asalkan, kemajemukan itu juga tidak mengacam simbol-sobol dan tradisi yang telah di wariskan oleh nene moyang Bolmong secara turun temurun,” unkapnya,
Dirinya pun berharap agar Gubernur sulut bisa mempertimbangkan lagi dan bisa menerima masukan masyarakat, “Dengan harapan Gubernur dapat mempertimbangkan lagi masukan dari warga,” pungkasnya.