TOTABUANEWS, KOTAMOBAGU – Meski sedang musim panen, namun harga cengkih di pasaran masih naik turun. Jika sebelumnya, hasil tanaman tahunan itu dihargai Rp100 ribu, kini harganya turun hingga Rp96 ribu hingga Rp98 ribu.
“Waktu saya menjual dua pekan lalu harganya Rp102 ribu per kilo. Kemudian beberapa hari setelahnya sudah turun dan tinggal Rp96 ribu. Kemarin saya menjual lagi harga sudah naik lagi menjadi Rp98 ribu,” sebut Yohan Mamonto, petani cengkih asal Desa Kobo Kecil.
Dia menyebutkan, biaya untuk membayar pekerja cukup tinggi. Sebagian besar petani bisa dirugikan jika harganya turun. Sehingga itu, ia berharap agar harga cengkih bisa kembali normal dengan harga diatas Rp100 ribu. “Agar petani bisa mendapat untung dari hasil panen tahun ini,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal (Disperindagkop dan PM), Herman Aray, meminta petani untuk selalu menjaga kualitas cengkih. Sebab, kualitas cengkih yang dipasarkan akan sangat menentukan nilai jualnya. “Kualitasnya harus tetap dijaga, agar harganya tidak anjlok. Petani tak perlu kuatir karena banyak perusahaan yang membutuhkan hasil pertanian itu. Kami juga akan terus berkoordinasi dengan provinsi agar harganya tetap normal disaat panen seperti ini,” sebutnya.
Peliput : RMM