TOTABUANEWS,COM Kotamobagu – Genderang politik di Kota Kotamobagu mulai panas. Saling balas pantun untuk mendukung kandidat mulai terlihat meski baru memasuki tahapan pendaftaran bakal calon yang dilakukan oleh para PNS. Namun mereka tak ambil pusing. Sebab kata mereka, setiap warga negara memilki hak politik. Mereka mengaku meski tinggal di Kotamobagu, namun, untuk tugas sebagai abdi negara, mereka bertugas di luar wilayah Kotamobagu. Sehingga kata mereka tak takut mendapat intimidasi dari incumbent, atau dari calon manapun.
“Kitakan tugas diluar Kota Kotamobagu. Jadi tidak perlu takut untuk mendukung calon lain selain incumbent. Apalagi intimidasi atau tekanan dari atasan ataupun incumbent sekalipun jika dia akan terpilih kembali,” kata Meyda dan Lusi dua PNS di Bolmong dan Bolsel itu.
Asalkan dalam konvoi atau kampanye dengan salah satu kandidat tidak menggunakan atribut PNS bahkan menggunakan kendaraan milik pemerintah tambah Rudy salah satu PNS yang bertugas di Boltim.
Diakui meski mereka bertugas di luar daerah, tiga PNS yang mewakili ribuan PNS yang ada di tiga kabupaten itu, adalah warga Kotamobagu yang memilki hak pilih. Sehingga tidak bisa dipungkiri jika mereka berhak untuk ikut berpartisipasi untuk menentukan keadaan daerah mereka itu lima tahun mendatang.
Sebelumnya dalam arak-arakan pasangan Djelantik Mokodompit – Rustam Simbala yang merupakan kandidat incumbent walikota itu menuai sorotan karena diduga melibatkan para pimpinan SKPD bahkan PNS. Begitu juga sebaliknya incumben wakil walikota Tatong Bara yang akan maju sebagai calon walikota berpasangan dengan Jainudin Damopolii diduga menggunakan sebagian PNS yang berada di Kotamobagu. (hsd)