TOTABUANEWS, KOTAMOBAGU – Delapan belas tahun, menetap di Kotamobagu, dan menjadi penjual jamu keliling. Mba’ jamu (45) yang tak mau disebut namanya, dan lebih memilih disebut “Mba Jamu” ini, begitu familiar di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemerintahan Kota Kotamobagu.
Senyum sumringah, dan sapa hangat kerap mewarnai bibir perempuan asal Desa Sidodowo, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur, saat menjajalkan gorengan dan jamu kelilingnya.
Berbagai jenis jamu, dijajalkan bersamaan dengan gorengan secara keliling, hampir setiap pagi harinya, di kantor-kantor milik pemerintah Kotamobagu. Dan, dijual dengan harga relatif terjangkau.
“Kalau jamu Rp 5.000 pergelasnya. Kalau gorengan tergantung, apa yang mau dibeli. Ada yang Rp 5.000 per empat buah, ada juga per tiga buah,” jelas, Alvi Mamonto, salah satu pembeli gorengan, Rabu (16/05/2018).
Sikap bersahabat dari perempuan cantik, yang sekarang menetap di Kelurahan Gogagoman ini, sukses menjadikan jamunya, paling diincar.
“Iya saya suka minum jamu, bahkan sudah terbiasa minum jamu mba ini setiap harinya. Khusus untuk stamina, lagipula ini tradisional, sangat baik untuk tubuh,” kata Alpian Limpaton, salah seorang pelanggan tetap jamu ini.
Kepada TOTABUANEWS, mba jamu ini mengaku, mendapatkan penghasilan yang cukup, untuk memenuhi kebutuhannya.
“Kalau modal, ya lumaian besar juga. Sesuai dengan pemasukan juga. Pokoknya, yang penting bisa dipakai untuk membeli beras, dan kebutuhan lain,” ujarnya.
Dirinya juga mengatakan, bersyukur atas segala bentuk karunia Tuhan, termasuk berada di Kotamobagu, yang memiliki masyarakat yang ramah.
“Alhamdulilah, barang saya sudah lama di sini. Kotamobagu sudah seperti rumah, tempat mencari nafkah, dengan masyarakat yang ramah-ramah,” pungkasnya.
Peliput: Neno Karlina