Sebutannya saja Bumi Porodisa, bahasa yang diserap dari kata paradise. Kepingan surga. Konon sebutan ini selalu diungkapkan pelaut Portugis ketika melakukan pelayaran sepanjang Kepulauan Talaud. Paradise atau surga yang oleh masyarakat Kabupaten Kepulauan Talaud disebut Porodisa atau Tanah Porodisa, memiliki banyak potensi wisata.
Kabupaten Talaud berada di pulau Sulawesi dan pulau Mindanao Republik Philipina. Melonguane adalah ibu kota Kabupaten Kepulauan Talaud, dengan jarak sekitar 271 mil laut dari kota Manado. Disebut juga daerah maritim dengan luas laut 37.800 persegi dan dikategorikan sebagai masyarakat nelayan dan bertani dengan pendapatan terbesar berasal dari sektor kelautan. Perjalanan ke Talaud dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi udara dan laut. Selain wisata alam sebagai potensi daya tarik terbesar yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Talaud, wisata adat dan budaya yang kental dan masih dimiliki oleh masyarakat, juga menjadi daya tarik wisata yang tidak kalah popular. Salah satunya adalah budaya Mane’e yaitu penangkapan ikan secara tradisional.
Talaud sudah ditetapkan sebagai destinasi wisata perbatasan oleh Kementerian Pariwisata. Ya, Talaud memang istimewa. Sangat pas ditetapkan menjadi destinasi wisata daerah perbatasan. Daerahnya berbatasan langsung dengan Filipina. Sangat cocok untuk wisata perbatasan mengingat pesona alam bibir Laut Pasifik yang indah tersaji di sana. Selain festival adat Mane’e dan Pulau Intata, Kabupaten Kepulauan Talaud juga memiliki Pulau Sara dengan hamparan pasir putih dengan terumbu karang dan ikan terlihat jelas dari permukaan laut, dan sangat cocok untuk diving dan snorkeling. Objek wisata lainnya adalah Gunung Piapi dan Batu Ular di Desa Pulutan, yang sering dikaitkan dengan cerita nenek moyang terkait asal mula terbentuknya Kabupaten Kepulauan Talaud. Budidaya tanaman pisang abaka di Kecamatan Essang, sebagai bahan baku uang kertas dolar. Tari Barek, Tari Sasaroho, Tari Bara, Musik Bambu Entel, tradisi Manami/Maniu. Sebagai daerah kepulauan, Talaud memiliki banyak potensi wisata alam pantai, air terjun dan lanskap lainnya. Berikut diuraikan beberapa yang menonjol.
Pulau Sara
Pulau sara terdiri dari 2 bagian yaitu sara besar dan sara kecil. Pulau ini sangat cocok untuk rekreasi bawah air seperti snorkling dan diving. Warna biru laut yang bisa menyejukan mata bila melihat serta pasir pantai yang halus bagaikan tepung, bisa memanjakan diri.
Pulau Intata
Pulau intata yaitu pulau tak berpenghuni yang terlerak di Talaud desa kakorotan. Pulau ini memiliki keindahan pantai, keanekaragaman ikan dan terumbu karang. Pada pulau ini biasanya diadakan festifal adat Mane’e yang merupakan agenda wisata tahunan.
Batu Kepala Ular (Puangkatoan)
Puang Katoan (Batu kepala ular) merupakan salah satu objek wisata yang ada di Talaud di desa Pulutan. Yaitu batu yang berbentuk badan ular raksasa.
Pulau Napombaru
Ada begitu banyak tempat yang ada di Talaud dan masih terjaga. Salah satu tempat yang paling unik dan jarang di datangi yaitu pulau Napombaru. Napombaru merupakan gunung bawah laut aktif, kenapa masyarakat menyebutnya pulau napombaru? Napombaru berasal dari kata Napo (pulau karang atau kumpulan batu karang) dan Baru atau balu (berubah). Karena Pulau ini sering berubah-ubah atau biasa akan terlihat/ muncul ketika air sedang surut menyerupai sebuah pulau dan pulau ini akan menghilang ketika air pasang.
Meskipun mememiliki tempat-tempat wisata yang indah, serta berpotensi untuk dikembangkan, banyak masyarakat yang masih belum mengetahui daya tarik wisata tersebut. Guna memajukan pariwisata di Kabupaten Kepulauan Talaud. Kondisi ini pun yang sampai sekarang masih dikembangkan oleh pemerintah karena banyak hambatan yang ada. Pemerintah berusaha keras melakukan berbagai langkah kearah pengembangan, namun hasilnya belum optimal karena berbagai faktor. Misalnya minimnya sarana dan pra-sarana dalam mendukung kegiatan pariwisata, listrik, jalan, telepon, toilet, masih kurang bahkan banyak yang sudah rusak, kurangnya perhatian dari pihak pemerintah setempat dalam membangun infrastruktur serta pengembangan objek wisata yang sudah ada (objek wisata berupa peninggalan sejarah) dan meningkatkan kualitas SDM, serta bencana alam yang tidak dapat di prediksi dan bisa datang kapan saja
Beberapa kendala di atas memerlukan strategi yang tepat guna memecahkan bermacam-macam kendala yang ada. Strategi atau cara untuk pengembangan yang berupa: perbaikan dan penambahan infrastruktur dasar seperti, pengaspalan pada jalan-jalan utama yang menghubungkan setiap desa pada satu kecamatan dan antar kabupaten, lampu jalan, pembangunan dan perbaikan dermaga serta tempat peristirahatan pada objek wisata secara keseluruhan di daerah Kabupaten Kepulauan Talaud, termasuk pulau tidak berpenghuni (Pulau Sarra, Pulau Intata).
Upaya penyediaan listrik khususnya di kota melonguane sendiri dan bagi masyarakat di pelosok desa (Pulau Kakorotan, Pulau Karakelang-Kecamatan Nanusa), dan perbaikan jaringan telekomunikasi. Penyediaan tempat sampah dan toilet serta konter informasi yang mutlak perlu ada pada setiap objek wisata. Peningkatan jasa layanan akomodasi pada hotel, penginapan, tempat makan, penambahan rute dan waktu penerbangan dan perbaikan layanan dalam pelayaran kapal laut dari dan menuju ke Kabupaten Kepulauan Talaud, serta penyediaan jasa layanan organisasi kepariwisataan yang nantinya mengkoordinir kegiatan pariwisata para pengunjung selama berada di Kabupaten Kepulauan Talaud.
Christi Rumengan Mahasiswa Fakultas Bioteknologi UKDW - Yogyakarta