TOTABUANEWS, BOLMONG – Kisruh akan adanya produksi kelapa sawit di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), akhirnya mendapat penolakan dari sebagian besar warga yang terdiri dari para petani penggarap di beberapa desa yang ada di Bolmong, yakni Desa Lolak II, Padang, Tombolango, Batu Rapa, Ayong serta Bolangat .
Hal ini nampak saat ratusan warga yang ada di beberapa desa di Kecamatan Lolak dan Sangtombolang berkumpul merapatkan barisan guna menolak kelapa sawit di Balai Desa Lolak 2, Sabtu (30/6/2018) sore.
Panglima Laskar Merah Putih (LMP) Sulut, Indra Wongkar, SE mengatakan bahwa lahan yang akan digarap untuk perkebunan kelapa sawit di Bolmong tidak boleh karena merupakan lahan produktif.
“Ini tidak boleh, karena Sembilan (9) titik Lahan HGU Kelapa sawit di Bolmong masuk lahan produktif,” ujar Wongkar.
Lanjutnya, direncanakan pihaknya akan menggelar aksi demo damai di Kantor DPRD Sulut, Kantor Gubernur dan Mapolda dalam waktu dekat ini.
“Aksi kami di Kantor Gubernur meminta agar Pak Olly Dondokambey tidak mengeluarkan rekomendasi kelapa sawit di Bolmong. Sementara di Mapolda meminta Kapolda agar menarik anggotanya di wilayah pengamanan kelapa sawit,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Gerakan Rakyat Anti Sawit (GRAS) Sulut, Franly Beret menekankan dirinya siap memperjuangkan sehingga sawit tidak ada di Bolmong.
“Kami selaku warga menolak keras sawit ada di daerah kami. Ini sudah menjadi harga mati, apapun konsekuensinya,” katanya.
Turut hadir tokoh-tokoh masyarakat Bolmong dan petani penggarap dari beberapa desa, diantaranya Desa Lolak II, Padang, Tombolango, Baturapa Maelang dan desa lainnya.
Peliput: Ebby Makalalag