TOTABUAN.NEWS, KOTAMOBAGU – Sampai saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Melalui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dispernaker) belum menemukan adanya warga Kota Kotamobagu (KK) yang berminat jadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) pun Tenaga Kerja Wanita (TKW). Hal ini disampaikan Kepala Bidang Tenaga Kerja Dispernaker, Idris Amparodo kepada TOTABUAN.NEWS, Selasa (31/07/2018).
“Sejauh ini hanya ada satu, yakni warga Kelurahan Kotobangun, Kacamatan Kotamobagu Timur, yang datang meminta rekom paspord, tapi yang bersangkutan, bukan suku asli Mongondow, dan belum mengkonfirmasikan lagi, apakah jadi atau tidak,” katanya.
Menurutnya, kurangnya animo warga KK menjadi TKI/TKW, dikarenakan budaya suku asli penghuni Kotamobagu, yaitu Suku Mongondow.
“Ini sudah seperti budaya (Mongondow), bahkan dimanapun biasanya mereka merantau, pasti ingin menua di tanah kelahiran, apalagi di KK, Sumber Daya Alam (SDA) berlimpah, sehingga mencari makan belum terlalu susah, seperti di pulau-pulau lain,” ujarnya.
Meski demikian, lanjutnya, pihak Dispernaker juga sering melakukan sosialisasi, terkait adanya lowongan kerja sebagai TKI/TKW.
“Pernah sosialisasi lowongan kerja TKI non skil, skil dan teknik. Termasuk, ada beberapa negara tujuan TKI yang dimoratorium pemerintah, baik Indonesia maupun negara bersangkutan,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, saat ini baru ada Perusahaan Penyelur Tenaga Kerja Indonesia (PPTKIN) yang resmi.
“Ini penyalur TKI yang legal, adanya baru di Manado. Tetapi, harus lewat Surat Rekom Paspord (SRP) dari kami. Ini untuk menghindari adanya hal-hal yang tidak diinginkan. Dan, agar supaya bisa segera diketahui,” pungkasnya.
Peliput: Neno Karlina