TOTABUAN.NEWS, KOTAMOBAGU – Tanpa batasan usia, siapa pun bisa mengkreasikan tanah liat (Lamentong) menjadi sebuah benda kerajinan atau Gerabah. Salah satunya Megawati Nading (58), warga Kelurahan Molinow Kecamatan Kotamobagu Barat yang kurang lebih 15 tahun menggeluti profesi kerajinan Gerabah .
Memiliki karya yang cukup unik dan kreatif merupakan keinginan banyak orang. Apalagi jika barang tersebut merupakan kerajinan tangan yang bisa bermanfaat bagi diri sendiri atau bahkan sampai memiliki nilai seni yang tinggi.
Menurut Megawati, keahlian itu didapatkannya dari sang ibunda yang merupakan salah satu perintis kerajinan gerabah. Ada beberapa jenis kerajinan yang Ia bikin seperti, pot bunga, tampah sagu dan lain lain.
“Sehari itu bisa bikin 5 hingga 10 buah Gerabah, itu dibuat sesuai pesanan dari pelanggan, biasanya dimasukan lagi ke pasar-pasar yang ada di Kotamobagu,” ujar mama Pandi sapaan akrabnya saat, Rabu (24/10/2018).
Meski proses pembuatannya masih secara manual, namu produknya terbilang cukup baik dan rapi. Adapun bahan baku seperti tanah liat yang dia ambil dari perkebunan setempat. Menurutnya bahan bakunya harus yang berkualitas baik.
“Kalau tidak baik tanah liatnya pasti gerabahnya juga tidak baik, adakalanya cepat pecah. Jadi biasanya dia bentuk terlebih dahulu kemudian di jemur kurang lebih 2 hari, setelah kering lalu dibakar menggunakan sabur kelapa dan bambu agar masaknya lebih baik dan kuat,” terangnya
Bahkan kata Ibu Dua Anak ini, sempat gerabahnya itu pernah diikutkan dalam pameran kerajinan. “Waktu itu ada pameran kerajian, gerabah ini sempat diikutkan, tapi orang lain yang memesan disini kemudian mereka yang membawa ke pameran itu,” terangnya
Meski hasil jual Gerabahnya tidak begitu banyak, namun Ia bersyukur setidaknya bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. “Kalau ada pesanan paling banyak dalam satu minggu itu Rp 300 ribu, yah Alhamdulillah bisa mencukupi kebutuhan kami keluarga,” ujarnya
Dia berharap, pemerintah dapat memperhatikan usahanya dengan memberikan bantuan alat yang representatis agar produksinya lebih banyak dan bisa berkembang. “Selama ini kan pembuatannya masih secara manual, saya masih menggunakan tangan dalam membuat gerabah ini. Yah, saya berharap pemerintah dapat memberikan batuan berupa alat pembuat I gerabah ini suapaya produksinya lebih banya dan usaha kerajinan ini bisa berkembang luas,” ucapnya.
Peliput: Neno Karlina