TOTABUAN.NEWS, KOTAMOBAGU – Di tengah merambatnya bisnis mie instan, olahan mie Ojo Ba’ai Key, masih memiliki tempat tersendiri di hati penikmatnya. Terbukti, hampir setiap hari, mie Ojo yang berlokasi di jalan raya Desa Moyag, Kecamatan Kotamobagu Timur, setiap harinya banjir orderan.
Sarwiyah Makalalag, pemilik mie Ojo ini, kepada Totabuan.News mengaku, usahanya sudah dia tekuni sejak 10 tahun terakhir.
Menurutnya, dalam sehari, puluhan kilogram (Kg), mie Ojo Ba’ai Key, bisa laku terjual. “Satu Kg, biasa saya jual Rp 12 ribu rupiah dan alhamdulilah, paling kurang, yang terjual dalam sehari adalah 20 atau 30 Kg,” katanya.
Dijelaskannya, tidak ada resep khusus, hanya ukuran ketebalan mie yang tidak berubah dan kadar air juga kekenyalan mie jadi perhatiannya.
“Tepung mahal atau murah, saya tidak pernah mengubah timbangan dan ketebalan mienya, jadi tetap kenyal dan lembut. Mungkin, itu juga yang membuat pelanggan saya tidak pernah meninggalkan saya, walau ada banyak usaha mie Ojo di Kotamobagu,” ujarnya.
Dari hasil Mie Ojo, lanjutnya, ibu dua anak ini, bisa turut membantu perekonomian keluarga. “Ya untuk biaya tambah-tambah. Anak ada, dan suami alhamdulilah juga ada, tapi bagitulah. Karena sudah jadi kebiasaan, mana lagi pesanan yang tak putus-putus, kan gak ada salahnya,” ucapnya.
Sejauh ini, Sarwiyah mengeluhkan, belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah. “Belum pernah, dan tentu itu menjadi harapan. Apalagi dalam proses pembuatan, saya masih menggunakan mesin manual. Ya siapa tahu, dengan adanya bantuan pemerintah usaha ini bisa lebih berkembang lagi,” ucapnya penuh harap.
Terpisah, Masriah Paputungan, pelanggan dari Kelurahan Motoboi Kecil mengatakan, mie Ojo Ba’ai Key ini berbeda dengan mie Ojo kebanyakan. “Kalau dimasak, dia tidak gampang lembek, juga tidak keras. Bahkan, lama basi. Timbangan yang pas dan kenyal juga. Yang paling penting, adalah alami. Belum menggunakan tambahan bahan kimia yang membahayakan, mungkin karena masih manual juga, jadi enak sekali,” singkatnya.
Peliput : Neno Karlina