TOTABUAN.NEWS, KOTAMOBAGU – Calon legislatif DPRD Provinsi Sulut dapil Bolmong Rayadari partai Demokrat Denny MB Mokodompit, diduga memberi informasi hoax di media sosial. Selain membuat postingan hoax, pria yang akrab disapa ustad DeMo juga diduga memfitnah Wali Kota Kotamobagu Ir Hi Tatong Bara.
Dimana salah satu video beredar di media sosial facebook yang diunggah oleh akun FB milik Denny Mokodompit, yang memuat pernyataan Demo kalau ada upaya pemerintah kota mengintimidasi pemasangan baliho caleg DPRD Sulut Denny Mokodompit.
Dalam video berdurasi 03:29 menit itu, Denny menyebut adanya intimidasi yang dilakukan Wali Kota Kotamobagu Tatong Bara kepada salah satu Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Kotamobagu, Sitty Aisah Mokoginta, karena memasang Baliho miliknya.
Namun penyataan Demo tersebut langsung dibantah Aisah. “Tidak ada intimidasi, itu tidak ada,” kata Aisah saat ditemui dikediamannya, di Kelurahan Gogagoman RT 02, Minggu (10/3/2019) siang tadi.
Aisah menuturkan, penurunan baliho tersebut berawal saat dirinya mendapat telepon dari seseorang yang tidak dikenalnya, pada Rabu sore. Saat itu ia masih berada dikantor tempatnya bekerja. Dari suara telepon itu terdengar suara laki-laki. Orang tersebut kata Aisah menanyakan siapa yang menyuruh memasang baliho di rumahnya.
“Di kantor saya ditelpon hari rabu sore, yang menelepon itu saya tidak tahu karena tidak ada namanya. Orang tersebut menanyakan ini Ibu Aisah. Saya jawab ia, kenapa?. Orang itu langsung menanyakan siapa yang memasang baliho diatas atap rumah saya. Saya sampaikan saya tidak tahu karena saya masih di kantor nanti pulang saya cek baliho itu milik siapa. Nah setelah saya pulang saya cek ternyata milik dari pak Denny,” ujarnya.
Lanjut Aisah setelah pulang ke rumah, ia langsung menemui Denny Mokodompit yang saat itu berada di Masjid, untuk meminta agar baliho itu diturunkan.
“Saya menyampaikan baik-baik untuk menurunkan baliho itu. Setelah sholat Isya Pak Denny datang bersama suami saya, dan menanyakan siapa yang meminta menurunkan baliho. Saya sampaikan tidak tahu karena tidak ada nama orang itu di hp saya,” ujarnya.
Terkait adanya intimidasi terang Aisah itu tidak ada. “Saya tidak menyatakan begitu, kalau ada mutasi itu tidak ada,” tambahnya.
Ditempat yang sama, R Udin Yunus, suami Aisah mengungkapkan, jika dirinya yang meminta agar baliho milik Denny dipasang.
Ia mengatakan, tak hanya baliho milik Denny, seluruh caleg pun tak dilarang untuk memasang baliho di tempatnya.
“Sebelumnya saya tidak tahu kalau memasang baliho itu tidak bermasalah seperti yang saya dengar. Ternyata, di tiap rumah yang ada Pegawai Negeri Sipil (PNS) jangan memasang baliho caleg. Apalagi isteri saya seorang PNS. Jadi, saya fikir sudahlah dan saya pun memanggil Denny untuk memberitahukan hal tersebut kalau memang aturan tidak membenarkan jika ada rumah PNS kemudian dipasang baliho caleg,” ujar Udin.
“Bukan minta izin, justeru saya yang menyuruh agar dipasang. Lagian ini milik perusahaan, jika ada perjanjian pemasangan dengan pihak perusahaan maka tidak masalah. Bahkan ada juga milik saudara yang dipasang tetap diturunkan, karena memang saya sudah tahu jika aturannya seperti itu,” katanya.
Menurutnya, aturan PNS dilarang berpolitik praktis memang sudah ia dengar dari media masa maupun masyarakat. Dengan begitu, ia pun harus mengikuti aturan yang ada tanpa ada intimidasi atau paksaan.
Berikut pernyataan Denny Mokodompit melalui video yang diunggahnya diakun facebook:
“Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Saya Denny Mokodompit calon anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara dari Partai Demokrat untuk pemilihan daerah Bolmong Raya atau Dapil Empat. Saat ini konidisi menjelang pemilu relatif aman, namun sangat saya prihatinkan karena ahkir-akhir ini poltik intimidasi dari pemerintah itu sudah mulai nampak. Anda saudara Tatong Bara kalau mau berpolitik secara santun dan baik. Saya tidak inginkan ada intimidasi yang terjadi di Kotamobagu demikian kepala daerah yang lain.
Saya menggunakan baliho atas permintaan saudara saya baliho ini ada diatas lahan milik kakek saya saudara sepupu dengan kakek saya. Tapi karena menantunya PNS kemudian sudah diancam untuk dipindahkan dari tempatnya semula. Padahal tidak sedikit PNS yang rumah mereka ada baliho- baliho dari adiknya Wali Kota Kotamobagu Tatong Bara adiknya Alfian Bara baliho-balihonya terpampang diberbagai tempat dirumah dihalaman PNS di Kotamobagu. Tapi anehnya Baliho saya yang hanya dibuat oleh teman-teman hanya diberikan oleh teman-teman kemudian mereka dengan bangga memasang dihalaman mereka, justru keluarga mereka diancam, ini salah satu baliho kebetulan yang saudara saya istrinya PNS saat ini sudah diancam untuk dipindahkan apabila baliho ini tidak dipindahkan.
Maka saya selaku caleg menghormati saudara saya, saya tidak mau dia menjadi korban. Sehingga baloiho ini akan saya turunkan untuk saya pindahkan ketempat lain. Dengan begitu saya minta kepada walikota untuk tidak melakukan lagi intmidasi ketika baliho ini saya turunkan kemudian masih jga melakukan intimidasi maka konsekwensinya saya dengan anda pernah sama-sama di DPRD, saya pernah memasang batu nisan di DPR karena saya tau kebobrokan di DPR dan saya punya data untuk itu. Kalau anda memindahkn saudara saya akibat pemasangan baliho ini maka lihat saja nanti saya kan membongkar apa yang terjadi di Kotamobagu waktu anda juga masih di DPR dengan saya.
Demikian saya minta berhenti melakukan nintimidasi kepada pegawai berhenti melakukan intimidasi kepada masyarakat, mari kita berpolitik secara santun dan secara baik. Satu-satunya baliho di Bolmong raya yang menggunakan falsafah bahasa mongondow, sintak in akuoi sin ba bibiton in iko, itu pemaknaannya, ketika jadi pemipim harusnya mengangkat harkat dan martabat rakyat, bukan balik mengitimidasi rakyat. Ini harapan saya agar kalian berpolitik secara santun dan berhenti melakukan intimidasi dengan siapapun.
Dirumah-rumah penduduk yang PNS banyak baliho-baliho juga terpampang, karena baliho itu milik dari adik anda Alfian Bara maka anda biarkan, justru baliho saya yang ada saat ini anda ancam pemilik tanahnya, karena merupakan saingan dari adik anda. Ini yang saya tidak inginkan dan coba-coba anda melakukan intimidasi lagi, saya akan berbuat lebih yang nantinya beresiko kepada anda. Terimakasih dan saat ini saya akan menurunkan baliho. Wassalamu’alaikum Warah matullahi wabarakatuh,” ujar Deni dalam postingan video yang berdurasi 03:29 itu.
Tim Totabuan News