TOTABUAN.NEWS, KOTAMOBAGU – Tak hanya menyulap pinggiran jalan Brawijaya menjadi pusat wisata religi kekinian yang diberi nama “Kampoeng Ramadhan”, kontribusi semangat positif dan kreatifitas anak muda Kelurahan Mongkonai, Kecamatan Kotamobagu Barat, kian terlihat dengan menjadikan tempat ini sebagai shelter penyaluran minat dan bakat.
Sedikit ubahan dan dekorasi ala-ala milenial, membuat tempat ini cukup menarik untuk dikunjungi, bahkan oleh semua kalangan generasi. Di sini anak muda tak hanya menjajalkan makanan, dan minuman menu berbuka puasa. Sejumlah pentas seni dan kegiatan lomba keagamaan digelar. “Tujuan dari Kampung Ramadan menciptakan kegiatan positif yang inovasi dan kreatif bulan ramadan agar agar kelurahan ini mempunyai ciri khas nya sendiri, dalam menyambut bulan ramadhan serta menciptakan Kelurahan Mongkonai sebagai lokasi wisata religi di bulan ramadan,” jelas Ketua Panitia Kampoeng Ramadhan, Boby Kobandaha, Jumat, (17/05/2019).
Menurutnya, pemilihan kegiatan tak hanya difokuskan kepada kegiatan keagamaan semata, guna menarik kaum milenial untuk tetap positif pada bulan suci Ramadhan. “Memang ada lomba keagaman seperti pada umumnya, lomba adzan, hafidz quran, dan lainnya. Namun, kami juga berupa menghadirkan kegiatan generasi kekinian seperti taddarus puisi, angkringan, creative talk, phonegrafer, lapak baca, bekerjasama dengan orang-orang atau komunitas-komunitas anak muda kreatif yang sedang digandrungi kaum milenial, seperti Band Braga, Instanusantara, dan lain-lain,” jelasnya.
Semua dana, lanjutnya, yang terkumpul dari sini, kemudian akan disumbangkan kepada kaum dhuafa, berbarengan dengan penutupan Kampoeng Ramadhan ini. “Memang ini sudah kerap dilakukan tiap tahunnya, tapi untuk Kampoeng Ramadhan nanti dibuka tahun ini memang,” pungkasnya.
Terpisa, Elfira Daniati, salah satu pengunjung yang juga aktifis perempuan, mengapresiasi apa yang diupayakan pemuda Mongkonai. “Butuh koordinasi yang baik, kreatifitas dan kekompakan. Tidak mudah menjadi pioner perubahan, apalagi untuk skala Kotamobagu, yang kita tahu bersama bagaimana kulturnya. Kurangnya literasi, dan kecenderungan konsumtif terkadang membuat kaum muda kita, tak jarang tertinggal di banding kaum muda di daerah lain. Tapi, pemuda Mongkonai ini luar biasa,” ujarnya.
Kreatifitas yang tinggi dan kerja keras, yang diperlihatkan adalah contoh bagus, kebangkitan generasi muda Kotamobagu. “Saya anak rantau, menempah pendidikan di Pulau Jawa, dan beberapa kali saya membaca artikel kaum muda Mongkonai, termasuk Pemuda Tani-nya, yang bagi saya berani tampil beda, menabrak dinding paradoks yang terbangun di kalangan generasi muda. Dan sekarang, kalau mereka tampil lagi dengan Kampoeng Ramadhannya, saya tidak terlalu terkejut. Mereka memang adalah representasi kebangkitan anak muda Kotamobagu, keren,” tandasnya.
Neno Karlina
