TNews, KOTAMOBAGU – Tari kreasi Binarundak menarik perhatian saat ditampilkan pada peringatan Hari Lanjut Usia (Lansia) ke-23 Tingkat Provinsi di Lapangan Boki Hotinimbang, Kota Kotamobagu, Senin, (02/09/2019) lalu.Tari kreasi Binarundak (Nasi Bulu) adalah gabungan dari beberapa unsur tari adat Suku Mongondow, seperti Tari Kabela, Tari Dana-dana, dan Tari Bogani.
Tari kreasi ini, menggambarkan keadaan kearifan lokal masyarakat Kotamobagu, yang selalu menyajikan Binarundak (Nasi bulu/nasi bambu) saat menjamu tamu usai seminggu perayaan Idul Fitri.
Beranggotakan empat orang penari, yang terbagi menjadi dua perempuan dan dua laki-laki, dilengkapi dengan properti seperti “sosiru” atau alat untuk menapis beras, guna memisahkan beras dan kotorannya. Juga, bambu sebagai simbol bahwa beras dimasak bersama beberapa bumbu di dalam bambu.
Melihat tari ini, Wakil Gubernur (Wagub) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Steven O.E Kandouw memberikan respon positif.”Iya, sangat bagus sekali. Saya juga baru liat. Itu boleh jadi aset lokal, boleh kita bawa. Pokoknya satu puncak kekayaan daerah yang harus torang jaga,” singkatnya.
Sementara itu, salah seorang Pekerja Seni Kotamobagu, Vicky Tegela, memandang tari ini sebagai sebuah gebrakan kratifitas yang tidak menghilangkan unsur adat Mongondow.”Ini dikemas sedemikian rupa sehingga bisa terterima oleh generasi, khususnya kaum milenial,” ujarnya.
Meski demikian, lanjutnya, tari ini sangat kental dengan adat Suku Mongondow. “Sehingga bisa menginspirasi masyarakat, tak hanya di Kotamobagu, tapi juga di Bolaang Mongondow Raya,” tandasnya.
Neno Karlina