TNews, KOTAMOBAGU – Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu melalui Dinas Kesehatan, (Dinkes), mengingatkan masyarakat agar menjaga kebersihan dan tetap melakukan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan cara 3M Plus.
Kepala Dinkes Kotamobagu, Ahmad Yani Umar, melalui Kasie Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, Vonny Kawuwung, mengatakan, meski siklus Deman Berdarah Dangue (DBD), tergolong turun, tapi bukan berarti kasus DBD tidak ada sama sekali. “Biasanya DBD itu, akan meningkat pada musim penghujan. Tapi, bukan berarti sudah aman,” katanya, Selasa, (11/09/2019).
Menurutnya, pada musim kemarau nyamuk akan tetap melakukan reproduksi, walau biasanya telur akan diam sampai ketemu air. “Jadi telurnya tidak mati. Dia akan diam, nanti pada musim hujan biasanya akan menjadi nyamuk dewasa saat, makanya, musim hujan kasus DBD cenderung meningkat. Dan jangan salah, bukan berarti musim kemarau tidak ada kasus DBD, tetap ada. Bulan ini saja, 3 kasus. Jadi sangat perlu tindakan PSN 3N Plus ” jelasnya.
3M Plus sendiri terdiri dari :
-) Menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.
-) Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya.
-) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang menularkan demam berdarah.
Plus-nya yaitu kegiatan pencegahan DBD lainnya, seperti :
Menaburkan bubuk larvasida (lebih dikenal dengan bubuk abate) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan
Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk
Menggunakan kelambu saat tidur
Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
Menanam tanaman pengusir nyamuk
Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah
Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
Berikut siklus dan jumlah, perkembangan kasus DBD di Kotamobagu:
Tahun 2016 berjumlah 224 kasus, 2017 berjumlah 45 kasus, 2018 berjumlah 120 kasus 2019 hingga September berjumlah 103.
Sumber data: Dinkes Kotamobagu