TNews, WISATA – Jayapura gerbang petualangan bumi Papua. Kota modern yang terletak di teluk Yos Sudarso ini memiliki luas 940.000 hektar. Wilayah yang terdiri dari gunung dan laut ini menyimpan berjuta keindahan. Kota Jayapura sendiri sudah tiga kali berganti nama. Pada masa pendudukan Belanda, kota ini bernama Hollandia. Setelah diserahkan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa berubah nama menjadi Kota Baru. Setelah Indonesia merangkulnya, berganti nama lagi menjadi Sukarnopura. Baru pada tahun 1968 berganti nama menjadi Jayapura yang artinya kota kemenangan.
Malam hari bisa menjadi saat yang dinantikan. Indahnya tebaran lampu jalan menampakkan pesona tersendiri. Tak kalah menarik adalah pantai Dok II yang berada tepat di depan kantor gubernur. Di sana tempat warga Jayapura biasa berkumpul. Penduduk asli maupun transmigran dari suku Jawa, suku Bugis dan suku-suku lainnya membaur menjadi satu untuk sekedar berkumpul, menonton pertandingan sepak bola hingga berdemonstrasi.
Dari kota Jayapura, tersedia banyak akses untuk menjangkau daerah wisata yang dirasa sayang untuk dilewatkan. Danau Sentani misalnya. Hanya satu jam perjalanan darat dari kota Jayapura, atau sepuluh menit dari bandar udara Sentani.
Banyak macam alat transportasi yang bisa digunakan. Mulai dari menyewa ikan, naik angkutan umum, hingga ojek pun bisa menjadi alternatif transportasi. Menginjakkan kaki di tanah Papua tak lengkap jika kita tidak mengunjungi Danau Sentani. Disitu terlihat kecantikan alam Papua yang sangat berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, meski Papua memiliki Raja Ampat, namun danau ini tak kalah memukau mata anda.
Tradisi dan alamnya mampu memikat wisatawan domestik maupun asing. Danau ini merupakan salah satu danau terbesar di Provinsi Papua, memiliki luas sekitar 9.360 hektar dan berada di ketinggian 75 meter di atas permukaan laut (dpl), kawasan wisata ini kaya akan keanekaragaman biota laut dan hewan-hewan endemik khas Papua.
Danau yang sangat indah dan memukau mata ini berada di bawah lereng Pegunungan Cagar Alam Cyclops yang memiliki luas sekitar 245.000 hektar, terbentang antara kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura.
Kata “sentani” disebut pertama kali oleh Pendeta BL Bin pada tahun 1898 dan mempunyai arti ‘disini kami tinggal dengan damai’. Danau Sentani merupakan danau vulkanik dengan sumber air yang berasal dari 14 sungai besar dan kecil dengan satu muara sungai yaitu Jaifuri Puay. Dasar perairan danau terdiri dari substrat lumpur berpasir (humus). Dan yang uniknya di Danau Sentani ini terdapat 21 buah pulau kecil menghiasi danau yang indah ini.
Danau Sentani juga dimanfaatkan sebagai salah satu sumber mata pencaharian utama oleh masyarakat sekitarnya. Hasil ikan dari Danau Sentani dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. Sebagai kawasan wisata masyarakat sekitar juga mendapatkan keuntungan terutama dalam bidang industri dan perdagangan.
Mengarungi danau juga menjadi kegiatan yang menyenangkan. Anda dapat menyewa perahu dari masyarakat sekitar untuk menjelajahi Danau Sentani. Hembusan angin dan suasana yang syahdu dapat Anda temui selama perjalanan. Sempatkan diri Anda untuk bertemu masyarakat sekitar yang sangat ramah di tepian danaunya.
Wilayah perairan Danau Sentani mempunyai kedalaman yang berbeda-beda dengan kedalaman rata-rata sekitar 24,5 m. Di wilayah barat yaitu Doyo Lama dan Boroway, kedalamannya sangat curam. Disebelah timur dan tengah yaitu Puay dan Simporo, kedalamannya landai dan dangkal. Di wilayah perairan yang dangkal ditumbuhi oleh tanaman pandan dan sagu.
Danau Sentani terkenal akan kekayaan alamnya yang luar biasa. Keanekaragaman hayati berupa Pohon Matoa, Pohon Pinang maupun Kayu Putih menjadi tanaman khas yang banyak dijumpai di sekitar danau. Selain itu, berbagai jenis fauna darat dan air seperti kupu-kupu, ikan nila, ikan lohan, maupun ikan tawas, tersebar luas di sekitar perairan Danau Sentani. Bahkan, konon Ikan Hiu Gergaji air tawar yang dikabarkan sudah punah, pernah menjadi hewan khas Danau Sentani. Di Danau Sentani ini terdapat sekitar 30 spesies ikan air tawar yang menghuni.
Disini, Anda dapat melihat pemandangan sekitar danau masih sangat alami dan eksotik. Terdapat sekitar 24 kampung yang tersebar di pesisir dan pulau-pulau kecil yang berada di tengah danau. Bagi Anda yang ingin mengunjungi danau ini, waktu terbaik untuk berkunjung adalah pada bulan Juni. Karena pada bulan ini biasanya diadakan Festival Danau Sentani, acara tahunan itu diadakan untuk lebih memperkenalkan Danau Sentani baik untuk wisatawan lokal maupun mancanegara.
Mendarat di Bandar Udara Sentani, menuju Danau Sentani tidak membutuhkan waktu lama. Jika Anda berangkat dari Jakarta, ambil rute pesawat menuju Jayapura, Papua. Ada pesawat yang terlebih dahulu transit di Bandar Udara Sultan Hasanuddin di Makassar, Sulawesi Selatan, namun ada juga yang langsung menuju Bandar Udara Sentani, Jayapura.
Rasanya, bagi siapapun tidak cukup sehari untuk menikmati keindahan Danau Sentani yang memukau mata. Tetapi tidak perlu khawatir, karena di sekitar Danau dan Kota Sentani sudah tersedia penginapan-penginapan dengan harga yang terjangkau apabila dirasa perlu untuk menginap.
Sumber : infopenerbangan.com