Ribuan Warga Hadang Mobil ‘Perusahan Pasir Besi’

0
393
Warga poigar saat memblokade jalan
Warga poigar saat memblokade jalan
Warga poigar saat memblokade jalan
Warga poigar saat memblokade jalan

TOTABUANEWS.COM, Poigar – Ribuan warga dari empat desa di Kecamatan Poigar melakukan aksi penghadangan terhadap mobil tronton pengangkut alat berat, Sabtu (07/09).

Pantauan Totabuanews, ribuan warga dari Desa Poigar I, Poigar II, Poigar III dan Tiberias bersatu melakukan aksi penolakan terhadap pertambangan pasir besi di Desa Poigar. Penolakan tersebut sudah terjadi sejak lama, sebab warga menilai aktivitas penambangan pasir besi akan merusak ekositem dan terjadinya abrasi pesisir pantai sehingga mengancam pemukiman penduduk. Selain itu, nelayan yang biasa mencari ikan di pesisir pantai ini akan terganggu, karena proses pengerukan pasir besir ini bakal menjadikan air laut keruh, sehingga ikan-ikan akan lari.

Berkali-kali warga melakukan unjuk rasa menolak pertambangan tersebut ke pemerintah maupun DPRD Bolmong, tapi belum ada tindak lanjut penanganan. “Kami minta pemerintah dan DPRD menindak lanjuti aspirasi penolakan ini,” kata Firdaus Mokodompit warga Desa Poigar I, saat aksi di kantor DPRD Bolmong Rabu pekan lalu.

Kemarahan warga memuncak, tatkala sebuah Mobil Tronton yang mengangkut alat berat excavator hendak memasuki Desa Poigar I tepatnya di kompleks Pom Bensin Poigar. Tak pelak, Sabtu pekan lalu sekitar Pukul 12.00 Wita warga dari empat desa ini menghadang mobil tersebut, karena diduga milik PT Malta (Perusahan Pasir Besi) yang rencananya melakukan pertambangan di beberapa lokasi pantai di pantai utara Bolmong ini.

Namun, pemilik lahan yang bakal dijadikan lokasi tambang pasir besi di Poigar I, Patra Massie mengelak kalau excavator tersebut milik PT Malta. Menurutnya, alat berat itu disewanya untuk membuat jalan di lokasi yang sama.

“Alat itu untuk pengerjaan jalan di lahan kami, bukan milik PT Malta. Jadi tidak ada hubungannya dengan pertambangan pasir besi,” tegas Patra.

Namun yang mencurigakan warga, alat berat tersebut dikawal ketat aparat Polisi dan TNI, yang berjumlah sekitar 36 aparat gabungan. Meski pengawalan aparat begitu ketat, tapi mobil Tronton ini tak berhasil masuk, karena dihadang ribuan warga yang berjaga hingga Pukul 17.00 Wita. Sempat juga warga melakukan orasi dan membakar ban di lokasi yang sama.

Firdaus dalam orasinya mengecam oknum-oknum pejabat yang diduga dengan sengaja ingin meloloskan PT Malta. “Jangan coba coba, dan jangan paksa masyarakat untuk berbuat anarkis, kami tidak ingin negosiasi, perusahaan harus keluar dari desa ini,” tegas Firdaus.

Dalam aksi tersebut, Firdaus yang bertindak sebagai Koordinator Lapangan (Korlap) mengatakan, selain membawa dampak buruk bagi masyarakat Poigar, kehadiran PT Malta, tidak memiliki izin yang jelas, serta tidak transparan kepada masyarakat.

“Sosialisasinya pun tidak dihadiri dinas-dinas terkait, jadi kami akan terus menggelar aksi demo sampai perusahan keluar dari desa kami,” tegasnya.

Senada dengan Firdaus, Ketua Pemuda Poigar Satu, Yudi Mokodongan, meminta kepada pihak kepolisian menjalankan tugasnya dengan baik, serta melindungi masyarakat. “Bukan terkesan memaksakan PT Malta yang hanya akan membawa dampak buruk bagi kami. Karena ujung ujungnya kami yang akan merasakan,” tandas Yudi.

Kapolsek Poigar AKP Kasad Mokodongan saat dimintai keterangan mengatakan pihaknya hanya menjalankan tugas. “Pengawalan alat ini atas permintaan perusahaan, tapi kalau masyarakat menolak maka kami selaku aparat tidak bisa memaksakan, untuk sementara alat kami amankan di Polsek poigar,” ungkap Kasad.

Sampai berita ini diturunkan, warga Poigar masih tetap berjaga-jaga dan memblokade jalan masuk. Sedangkan mobil pengangkut alat berat tersebut kini masih berada di halaman kantor Polsek Poigar. (iyon/fgg)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.