TNews, Kotamobagu – Di bawah asuhan Meyscke Ellen Kinintoa, sanggar Tiara Fitrah, konsisten menjadi salah satu agen pelestari seni dan budaya, terutama seni tradisional Mongondow di Kotamobagu.
Sanggar yang terletak di Kelurahan Mogolaing, Kecamatan Kotamobagu Barat ini, sangat berperan penting dalam mengembangkan potensi seni para generasi muda, yang sekarang cenderung diperhadapkan budaya pop.
Agar tidak tereduksi, selain mempertahankan seni tradisional, sanggar ini mengkomparasikan kreatifitas dengan fleksibelitas budaya, agar bisa terterima di semua kalangan, terutama generasi milenial. Berbagai tari kreasi diciptakan menyesuaikan keadaan.
“Sanggar ini sering mewakili Kotamobagu, termasuk Bolaang Mongondow Raya secara keseluruahan, dalam menggali potensi seni budaya di bidang tarian tradisional,” Kinontoa kepada TNews, Rabu (11/03/2020).
Dikatakannya, pelestarian seni budaya merupakan tanggung jawab bersama, sehingga penting membangun sinergitas, termasuk dengan Pemkot Kotamobagu. Festival atau pagelaran budaya yang menjadi agenda tahunan daerah pun provinsi harus didorong.
“Salah satunya dengan mengikut-sertakan mereka dalam ajang Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang digelar ditingkat Provinsi, misal. Nah, yang kami tampilkan itu tarian ritual panen padi, sebab temanya adalah kebersamaan,” jelas Kinontoa.
Menurutnya, dengan kreasi tarian ritual panen, sanggar ini bisa menggambarkan kebersamaan serta gotong royong sesama petani Mongondow dalam mengolah hasil pertanian.
“Filosofinya, mereka memanen padi secara bersama. Para petani saling membantu, bahu mambahu, gotong royong saling tolong menolong dan setelahnya akan dilakukan ritual pengucapan syukur,” ujarnya.
Selain tari-tarian, lanjutnya, ada juga beberapa pentunjukan yang akan ditampilkan pada ajang budaya tersebut. “Diantaranya, lomba vokal, tridisi tarian, puisi, poster serta story telling. Itu semua tidak lepas dari kreatifitas yang terus dikembangkan tanpa mengesampingkan nilai luhur budaya,” ungkapnya.
Diakuinya, meski sering terkendala dana, tapi jiwa seni yang terlanjur melekat membuatnya tetap semangat memotivasi para pelaku seni yang selama ini bertumbuh kembang di sangar Tiara Fitrah.
“Mau gimana lagi, ya namanya seniman itu tidak bisa dibatasi kreatifitasnya, bahkan oleh materi (uang), yang terpenting adalah tetap berkarya dan berbuat sebaik mungkin untuk kelestarian budaya, dengan karya setidaknya kita bisa memotivasi yang lain untuk turut bersama menjaga warisan budaya,” pungkasnya.
Neno Karlina