TNews, WISATA – Di Cirebon, ada Kampung Benda Kerep yang sering jadi destinasi wisata religi. Kampung sekaligus pesantren ini sudah ada sejak ratusan tahun silam.
Pesantren Benda Kerep di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat, salah satu aset wisata religi. Sebab, pesantren atau Kampung Benda Kerep memiliki keunikan tersendiri dibandingkan kampung lainnya di Kota Cirebon.
Lokasi Kampung Benda Kerep sekitar 15 kilometer dari pusat ekonomi dan pemerintahan Kota Cirebon. Suasana di kampung tersebut terbilang masih asri. Udaranya segar. Karena tak ada satu pun kendaraan bermotor yang masuk kampung.
Akses masuk menuju Kampung Benda Kerep hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Kendaraan tak diizinkan masuk kampung, diwajibkan untuk diparkirkan di halaman yang lokasi tak jauh dari akses masuk menuju kampung.
Lokasi halaman parkir kendaraan dengan kampung dipisah oleh sungai. Uniknya, akses masuk menuju kampung dibuat seperti ‘undak-undakan’ yang memecah arus sungai. Undak-undakan dibuat sebagai pijakan untuk menyebrangi sungai. Ya, pihak Kampung Benda Kerep sengaja tak membangun jembatan.
“Kalau dibangun jembatan tidak boleh. Karena ini wasiat Mbah Sholeh. Saya tidak tahu alasannya apa, yang kalau sesepuh bicara atau memberikan wasiat tentu ada tujuan, dan ada yang dirahasiakan juga,” kata tokoh agama Kampung Benda Kerep Kiai Miftah saat berbincang dengan detikcom di ponpesnya, Rabu (6/5/2020).
Selain akses tersebut, Miftah mengatakan ada juga akses alternatif lainnya untuk masuk ke Kampung Benda Kerep. Pihaknya bersama pemerintah membangun jembatan alternatif yang difungsikan ketika ada bencana alam dan lainnya.
“Ya kalau akses utama yang tadi, tidak menggunakan jembatan,” kata Miftah.
Pejuang kemerdekaan
Miftah menceritakan Benda Kerep Mbah Sholeh merupakan salah satu pejuang kemerdekaan Indonesia yang membangun Kampung atau Pesantren Benda Kerep.
“Tanah ini pemberian keraton kemudian dibangun lah oleh Mbah Sholeh dan Mbah Kriyan sekitar tahun 1826. Saya termasuk generasi ke empat. Tujuannya dibangun pesantren di sini tentu untuk syiar Islam pada waktu zaman dulu,” kata Miftah.
Tak hanya itu, Miftah juga menceritakan keterlibatan Kampung Benda Kerep dalam peristiwa Resolusi Jihad pada Oktober 1945 silam. KH Muslim, salah seorang keturunan Mbah Sholeh dilibatkan untuk ikut menyusun strategi peperangan dalam peristiwa Resolusi Jihad itu. KH Muslim diajak oleh seorang kiai dari Pondok Buntet Pesantren, Kabupaten Cirebon.
Sekadar diketahui, seperti yang diulas sebelumnya oleh detikcom, KH Abbas merupakan komandan perang peristiwa 10 November. Menjelang peristiwa 10 November, KH Abbas intens bertemu dengan sejumlah kiai, termasuk Hasyim Asy’ari.
“Ya kita ini terlibat mengusir penjajah. Sama-sama berjuang, kita terlibat dalam peristiwa Resolusi Jihad dan 10 November. Dulu, Mbah Abbas sempat ke sini mengajak Mbah Muslim. Nah, Mbah Muslim ini sepupu Mbah Abbas. Mereka berjuang,” kata Miftah.
Kini Kampung Benda Kerep menjadi salah satu kampung yang masih merawat tradisi masa lalu, termasuk nilai-nilai keislaman. Dalam kesehariannya, masyarakat Kampung Benda Kerep mengenakan setelan santri. Lelaki mengenakan setelan sarung dan kopiah. Perempuan mengenakan kerudung. Suasananya adem.
Kampung Wisata Religi
Miftah mengatakan Ponpes Benda Kerep masih merawat tradisi saat ramadan, seperti ‘ngaji pasaran’, rebanaan, dan syawalan setelah idulfitri. Bahkan ada tradisi unik lainnya, yakni setiap pemilu tinta yang digunakan sebagai penanda telah memilih diganti dengan kunyit.
“Ya ada juga haul Mbah Sholeh yang diperingati setiap iduladha,” kata Miftah.
Saat ini terdapat empat asrama pesantren di Benda Kerep. Untuk santri putra berjumlah 130 orang, sedangkan putri berjumlah 90 orang.
Miftah berencana bekerjasama dengan Pemkot Cirebon untuk merenovasi lahan parkir yang berada di sekitar akses masuk kampung. Hal tersebut sebagai persiapan untuk mewujudkan kampung wisata religi.
“Kampung wisata sudah diresmikan. Masih berproses, karena di sini masih menjaga kearifan lokal,” katanya.
Desember 2019 lalu, Pemkot Cirebon meresmikan Pesantren Benda Kerep sebagai kampung wisata religi. Sebab, ponpes Benda Kerep sudah berdiri sejak ratusan tahun silam. Perannya pun tak diragukan lagi, menyiarkan Islam dan melawan kezaliman penjajah.
Menurut Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (DKOKP) Agus Suherman Kampung Benda Kerep layak dijadikan sebagai kampung wisata religi, sebab segala tradisi dan nilai-nilai keislaman masih tetap dilestarikan.
“Harapan kami nilai tradisi harus tetap terjaga dan dilestarikan karena Benda Kerep salah satu ponpes tertua,” ujar Agus dalam rilis yang diterima.
Agus berencana pendatang atau pengunjung yang masuk ke Benda Kerep diwajibkan mengenakan sarung dan kopiah. Hasil pengelolaan Kampung Wisata Religi diberikan sepenuhnya untuk masyarakat sekitar.
Sumber: Detik.com