TOTABUANEWS, Kotamobagu – Pemadaman lampu yang belakangan kian sering terjadi di wilayah Bolmong Raya, rupanuya memantik reaksi dari sejumlah masyarakat. Terbukti, Senin (24/03) kemarin, puluhan warga Lolayan dengan mengatasnamakan Frontal (forum pemuda Lolayan) melakukan aksi demo di depan kantor PLN Cabang Kotamobagu.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan mereka atas pelayanan PLN yang sering melakukan pemadaman listrik di Kecamatan Lolayan yang menyebabkan banyak alat elektronik rusak.
“Kami minta PLN bertanggung jawab soal kerusakan barang elektronik kami yang rusak. Pimpinan PLN cabang Kotamobagu perlu dievaluasi atas pelayanan yang buruk,” kata Donal Tungkagi, perwakilan massa demonstrasi saat berorasi.
“Pemadaman yang dialami warga yang tinggal di wilayah itu, jelas telah meresahkan. Bahkan pemadaman tak kenal waktu hingga di jam ibadah,” tambah Donal lagi.
Akhirnya selama hampir 30 menit mereka berorasi di depan kantor PLN, para pendemo bertemu dengan pihak PLN, namun tidak dihadiri manager area James Kalangie, hanya diterima para asisten. Yakni manejer Jaringan Herry Suriadi, Yuki Cahyadi manajer Pelanggan dan Be Matindas asisten transaksi energy.
Sayangnya, keterangan pihak PLN saat berdialog dengan pendemo, masih dengan alasan klasik, yakni akibat ganggauan jaringan dan tidak mampunya pembangkit.
“Untuk gangunan jaringan biasanya karena banyak ranting yang menempel dikabel. Sehingga menyebabkan terjadi pemadaman jaringan,” ujar Herry Suriadi .
Suriadi juga mengatakan, kondisi alam mempengatuhi soal pemadaman tersebut.
“Kondisi alam, seperti petir, pohon tumbang, dan sebagainya. Kami tak bisa mengelak dari kondisi alam tersebut,” tambahnya.
Dijelaskannya, jika pemadaman karena pemeliharaan, seperti pemotongan dahan pohon yang mengganggu, ganti kabel yang longgar, serta berbagai hal teknis seperti itu, akan disampaikan terlebih dahulu.
“Kami berusaha semaksimal mungkin tidak ada pemadaman. Empat minggu lalu adanya pemadaman di wilayah Lolayan karena ada perbaikan jumper, karena kalau hujan sering korslet,” jelas Supriyadi.
Hingga pertemuan itu berakhir, tampak warga masih mengharapkan agar tidak ada pemadaman listrik lagi. Kalaupun ada, cukup sekali dalam dua minggu. “Kami terus memantau agar tidak lagi sering adanya pemadaman listrik di wilayah kami,” seru Satria Bonout pendemo lainnya, sebelum meninggalkan kantor PLN. (kon/jun)