Fakta Unik Ayam Kodok Sajian Natal

0
299

TNews, KULINER – Merayakan Natal di rumah orangtua atau nenek pasti menemukan sajian klasik yang istimewa. Salah satunya ayam kodok, yang empuk gurih dan rasanya ngangeni.

Sesuai dengan namanya, ayam kodok adalah hidangan olahan ayam yang sekilas punya bentuk mirip kodok. Bukan dimasak dengan campuran daging kodok, tapi ayam ini tampak gemuk mirip kodok berukuran besar.

Bagi yang belum pernah menyantap ayam kodok, pasti menyangka ayam ini mirip ayam utuh yang dipanggang. Padahal bagian daging ayam kodok sudah diolah sedemikian rupa.

Proses pembuatannya terbilang sulit dan memakan banyak waktu tapi saat tersaji di momen Natal, ayam kodok tak pernah gagal jadi hidangan istimewa. Penasaran dengan hidangan klasik untuk Natal ini?

Berikut beberapa fakta unik seputar ayam kodok.

  1. Berasal dari Eropa

Ayam kodok bukanlah makanan khas Indonesia, hidangan ini berasal dari Eropa. Oleh para bule Eropa, ayam kodok dikenal dengan nama chicken ballotine.

Di Indonesia, banyak yang menyebut kalau ayam kodok pertama kali dibawa dan diperkenalkan oleh orang-orang Belanda. Ayam kodok jadi satu hidangan istimewa yang disajikan setiap Natal.

  1. Hanya tersaji di momen besar

Ayam kodok bukanlah makanan harian yang sering tersaji di meja makan. Hidangan ini hanya hadir saat momen besar seperti saat Natal dan Tahun Baru Imlek. Proses pembuatannya memakan waktu lama sehingga orang menjadikannya sebagai hidangan istimewa.

Meskipun mengadaptasi hidangan Eropa, cita rasa ayam kodok sudah disesuaikan dengan selera lidah orang Indonesia. Aneka bumbu campuran serta hidangan pelengkap juga sudah disesuaikan dengan kebiasaan makan orang Indonesia.

  1. Proses pembuatan yang rumit

Untuk membuat ayam kodok, diperlukan trik khusus. Seluruh daging dan tulang ayam harus dipisahkan dari kulitnya tanpa membuat kulit robek.

Daging ayam ini kemudian dicincang halus dan dicampur dengan daging giling, telur dan aneka bumbu. Setelah adonan daging ayam bercampur rata, kemudian dimasukkan kembali ke dalam kulit ayam. Proses ini harus dilakukan secara perlahan dan hati-hati agar tidak merusak kulitnya.

Sekali kulit ayam robek, maka ayam kodok sudah dianggap gagal dan prosesnya harus diulangi dari awal. Setelah daging ayam masuk ke dalam kulitnya maka bekas sayatan kulit ini harus dijahit menggunakan jarum dan benang agar adonan daging tidak keluar dan berantakan.

  1. Dimasak dengan cara dipanggang

Ayam kodok yang sudah dijahit rapat, kemudian dimasak dengan cara dipanggang hingga matang. Proses pemanggangan ayam kodok memakan waktu hingga 3 jam menggunakan suhu rendah yakni sekitar 80 derajat celsius.

Untuk membuat tampilannya menari, permukaan ayam kodok harus dioles dengan campuran minyak dan kecap. Tujuannya agar ayam kodok berwarna kecoklatan dan mengilap. Jika tidak diberi olesan maka ayam akan pucat dan kering.

Penyajian ayam kodok ini disertai dengan kentang panggang dan beberapa setup sayuran seperti wortel dan buncis. Ada juga saus pelengkapnya yang dibuat dengan bahan dasar kaldu dan bawang bombay.

  1. Harganya mahal

Ayam kodok biasa dibuat sendiri, namun kalau enggan membuatnya maka kamu bisa membeli dalam keadaan matang. Harga ayam kodok ini terbilang tinggi karena prosesnya yang rumit.

Satu buah ayam kodok biasa dijual dengan kisaran harga Rp 400 ribu- Rp 500 ribuan tergantung ukurannya. Satu ekor ayam kodok ini bisa disantap 10-15 orang, jadi cocok disuguhkan di momen Natal saat seluruh anggota keluarga berkumpul.

 

Sumber: detik.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.