Ini Waktu Untuk Bangun Antibodi Setelah Suntik Vaksin Covid-19

0
61

TNews, SEHAT – Menurut ahli, kemungkinan positif terinfeksi virus Corona COVID-19 bahkan setelah divaksinasi COVID-19 tetaplah ada. Beberapa vaksin COVID-19, termasuk vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna, membutuhkan dua dosis per pasien agar efektif sepenuhnya.

Dosis Pfizer-BioNTech pertama lebih dari 50 persen efektif dalam mencegah COVID-19, dan dosis kedua meningkatkan perlindungan tersebut menjadi sekitar 95 persen.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengatakan bahwa dibutuhkan waktu berminggu-minggu bagi tubuh seseorang untuk membangun kekebalan setelah vaksinasi.

Dikutip dari laman USA Today, ada kemungkinan seseorang terinfeksi virus COVID-19 sebelum atau setelah vaksinasi dan jatuh sakit. Ini karena vaksin tidak memiliki cukup waktu untuk memberikan perlindungan.

Nicole Iovine, pakar penyakit menular dan kepala epidemiologi rumah sakit di University of Florida Health mengatakan, bahwa rata-rata orang membutuhkan 10 hingga 14 hari untuk membangun sejumlah antibodi pelindung, tetapi setiap orang berbeda.

“Setiap hari, kemungkinan kamu terinfeksi sedikit berkurang. Setiap orang dapat membuat respons kekebalan lebih cepat atau lebih lambat dari rata-rata,” ujarnya.

Sementara itu, dr Richard Zimmerman, seorang profesor kedokteran keluarga dan kesehatan masyarakat di University of Pittsburgh mengatakan, dibutuhkan beberapa minggu bagi seseorang untuk membangun kekebalan yang diinginkan setelah dosis kedua.

Bahkan mencapai ambang tersebut tidak berarti seseorang 100 persen kebal terhadap virus Corona. Jika suatu vaksin 95 persen efektif, itu berarti masih ada kemungkinan kecil untuk terinfeksi.

Zimmerman mengatakan sulit untuk menentukan waktu keterpaparan. Seorang pasien dapat terkena virus sebelum divaksinasi dan menunjukkan gejala setelahnya.

Oleh karena itu, penting untuk terus memakai masker dan menjaga jarak serta cuci tangan sampai tingkat infeksi virus Corona rendah dan suatu negara mencapai herd immunity.

“Jika kita memiliki sekitar 80 persen orang yang kebal terhadap virus, maka kita pikir saat itulah virus tidak lagi dapat ditularkan,” ujar Iovine.

 

Sumber: detik.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.