TNews, SEHAT – Komnas KIPI memastikan hingga saat ini hanya ditemukan reaksi lokal pasca divaksin Corona. Namun, jika terjadi reaksi serius, seperti apa penanganannya?
Ketua Komnas KIPI, Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K), MTropPaed, menyebut mereka yang mengalami reaksi serius pasca divaksin Corona tak selalu serta merta berkaitan dengan kandungan vaksin. Banyak faktor yang bisa berkaitan termasuk penyakit komorbid.
“Tentunya oleh Dinas Kesehatan setempat, paling tidak oleh puskesmas setempat, dipantau, dilaporkan, kemudian akan dikaji oleh kami,” jelas Prof Harwin dalam konferensi pers terkait KIPI, Rabu (20/1/2021).
“Untuk melakukan kajian ada kaitan atau nggak perlu pemeriksaan lab rontgen, ct scan, dan lain-lain, nah itu kan dalam perawatan perlu dilakukan hari ke hari,” terangnya.
Lebih lanjut, kejadian serius seperti reaksi anafilaksis yang bisa timbul pasca divaksin Corona juga bisa disebabkan karena faktor komorbid.
“Namun kalau terjadi reaksi berat anafilaksis perlu ditinjau apakah karena sudah mempunyai dasar komorbid,” bebernya.
Adapun 2 jenis KIPI serius dan non-serius adalah sebagai berikut.
KIPI serius
Setiap kejadian medik setelah imunisasi menyebabkan rawat inap, kecacatan, dan kematian, serta menimbulkan keresahan di masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilaporkan segera setiap kejadian yang berjenjang yang selanjutnya diinvestigasi oleh petugas kesehatan yang menyelenggarakan imunisasi untuk dilakukan kajian serta rekomendasi oleh Komda atau Komnas PP KIPI, yang terdiri dari para ahli epidemiologi dan profesi.
Reaksi
– Reaksi alergi, urtikaria, dermatitis, anafilaksis
– Syok anafilaksis
– Sindrom syok toksik
– Pingsan
KIPI non-serius
Kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi tidak menimbulkan risiko potensial pada kesehatan si penerima. Dilaporkan rutin setiap bulan bersamaan dengan hasil cakupan imunisasi.
Sumber: detik.com