TNews, SEHAT – Sebagian pasien COVID-19 yang sudah sembuh mengeluhkan beberapa masalah pada tubuhnya, seperti batuk berkepanjangan, kelelahan, hingga delirium. Namun, sebuah laporan mengungkapkan bahwa pasien yang telah pulih bisa mengalami masalah neurologis, salah satunya gagap.
Hal ini dialami oleh Patrick Thornton yang bekerja sebagai guru di Houston. Berdasarkan laporan dari Scientific American, pria berusia 40 tahun tersebut mengalami gagap berat pasca sembuh dari COVID-19 pada Agustus 2020 lalu.
“Aku menyadari bahwa beberapa kata terasa tidak tepat di mulutku, kamu tahu?” kata Thornton yang dikutip dari New York Post, Selasa (26/1/2021).
Sebelum mengalami gagap, Thornton juga sempat kehilangan suaranya saat terinfeksi COVID-19.
Namun, para ahli masih belum mengetahui bagaimana virus Corona bisa menyebabkan masalah neurologis tersebut. Tetapi, satu teori mengatakan bahwa virus itu bisa memicu respons peradangan yang mempengaruhi pengucapan.
“Kemampuan berbicara adalah salah satu perilaku yang lebih kompleks yang dilakukan manusia,” jelas ahli saraf di Universitas Michigan, Soo-Eun Chang.
“Ada 100 otot yang terlibat dan harus berkoordinasi dalam skala waktu milidetik, ini yang paling signifikan. Dan itu tergantung pada kondisi otak yang berfungsi dengan baik,” lanjutnya.
Ahli saraf dari King’s College London, Thomas Pollack, mengatakan kemungkinan lainnya adalah bahwa virus Corona memproduksi autoantibodi. Itu akan mengikat protein dan merusak kemampuannya untuk berfungsi atau memicu serangan kekebalan pada sel tubuh.
Untuk membuktikannya, Pollak dan timnya melakukan survei dan studi. Mereka menemukan bahwa sekitar sepertiga dari pasien Corona mengalami gejala neurologis.
“Ada spektrum yang sangat luas dari manifestasi (neurologis) COVID-19. Beberapa sangat merusak, seperti menyebabkan stroke atau ensefalitis,” lanjutnya.
Sumber: detik.com