TNews, NASIONAL – Pemprov DKI Jakarta mengajukan revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022. Dalam draf revisi yang diajukan, Pemprov DKI menghapus kegiatan normalisasi sungai dalam menanggulangi banjir di Ibu Kota.
Dalam draf revisi RPJMD 2017-2022 yang dibagikan Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta tak ada kegiatan normalisasi sungai. Padahal, pada RPMJ yang berlaku saat ini ada sejumlah sungai yang harus dilakukan normalisasi.
“Sama sekali tidak ada penjelasan mengapa Pak Anies menghapus normalisasi sungai dari draft perubahan RPJMD. Perlu diingat bahwa salah satu penyebab banjir adalah sungai meluap karena tidak mampu menampung air kiriman dari hulu. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk meningkatkan kapasitas sungai, baik melalui normalisasi maupun naturalisasi,” ujar Wakil Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta, Justin Adrian melalui keterangan tertulisnya.
Pada halaman IX-105 di draf perubahan RPJMD 2017-2022 tak disebutkan mengenai kegiatan normalisasi sungai dalam pengendalian banjir. Pada poin a di halaman tersebut sub judulnya berupa “pembangunan dan revitalisasi prasarana sumber daya air dengan konsep naturalisasi”.
Konsep tersebut merujuk pada Pergub Nomor 31 Tahun 2019 tentang pembangunan dengan konsep naturalisasi. Pergub tersebut menjelaskan konsep naturalisasi merupakan cara pengelolaan sumber daya air menggunakan konsep pengembangan ruang terbuka hijau, dengan memperhatikan kapasitas tampungan, fungsi pengendalian banjir.
Dalam draf tersebut normalisasi sungai yang berada di kali Ciliwung yang berada di RPJMD 2017-2022 masuk dalam kegiatan strategis nasional Provinsi DKI dalam RPJMN 2015-2019. Keterangan tersebut berada di halaman IV-17.
Sementara itu, pada RPJMD 2017-2022 yang berlaku saat ini ada 13 sungai yang masuk dalam proyek normalisasi. Salah satunya sungai Ciliwung.
Pembangunan dan pembenahan waduk juga masuk dalam RPJMD 2017-2022. Proyek tersebut dilakukan dalam penanggulangan banjir di Jakarta.
Berikut 13 sungai yang masuk dalam proyek normalisasi pada RPJMD 2017-2022.
- Sungai Ciliwung
2. Sungai Angke
3. Sungai Pesanggrahan
4. Sungai Grogol
5. Sungai Krukut
6. Sungai Baru Barat
7. Sungai Mookevart
8. Sungai Baru Timur
9. Sungai Cipinang
10. Sungai Sunter
11. Sungai Buaran
12. Sungai Jati Kramat
13. Sungai Cakung.
Sebelumnya, PDIP DKI Jakarta mengungkap program normalisasi sungai dihapus dalam draf perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022. PDIP menolak perubahan itu karena normalisasi sungai selalu menjadi program prioritas tiap gubernur.
“Itu kan program yang selalu jadi prioritas kan. Jadi persoalan penanganan banjir itu dari gubernur ke gubernur selalu menjadi program prioritas. Itu bahasa guyon saya program dari nenek moyang. Karena memang dari gubernur ke gubernur persoalan banjir menjadi skala prioritas agar kita bisa segera tuntaskan persoalan banjir di Jakarta, gitu,” kata Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono saat dihubungi detikcom, Rabu (10/2).
“Atas dasar itulah maka fraksi PDI Perjuangan menolak untuk melakukan perubahan terhadap RPJMD 2017,” katanya.
Secara terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza menyampaikan perubahan draf perubahan RPJMD 2017-2022 masih dalam tahapan pembahasan serta mengakomodir kepentingan seluruh pihak.
“Semuanya telah diatur, disusun bersama terkait dengan RPJMD sekarang dalam proses draf pembahasan. Nanti kita akan cek semuanya akan kita diskusikan, prinsipnya program RPJMD yang disusun oleh Pemprov DKI jakarta dibuat sedemikian mengakomodir masukan dari semua pihak, dan kita buat sebaik mungkin untuk kepentingan masyarakat Jakarta,” kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (10/2).
Riza juga menyampaikan jajarannya akan meningkatkan upaya pencegahan dan penanganan banjir. Misalnya seperti menambah sumur resapan dan pompa air.
“Pemprov, DPRD dan semuanya kita sekarang sedang berusaha meningkatkan upaya-upaya dalam rangka pencegahan, penanganan dan pengendalian dengan cara program kami siaga, program tanggap dan program galang,” ujarnya.
“Kita galakkan diantaranya memaksimalkan pengerukan, gerebek lumpur, drainase, sumur resapan, pompa mobile dan stasioner, pompa underpass dan juga polder dan upaya lain,” ucap Riza.
Sumber: detik.com