Buka Workshop PPHA, Tahlis : Kita Harus Perhatikan Generasi Muda

0
66
Sekda Bolmong saat membuka kegiatan Workshop PPHA.

TNews, BOLMONG — Sekretaris Dearah (Sekda) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) Tahlis Gallang, Selasa (23/02/2021) resmi membuka kegiatan Workshop Penguatan dan Pengembangan Hidup Anak (PPHA).

Kegiatan yang diprakarsai Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) tersebut, tutur melibatkan DP3A Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), dan digelar di Ruang Rapat Kantor Bappeda, di Lolak.

Sekda Tahlis saat memberikan sambutan mengatakan, inti dari kegiatan ini adalah implementasi.

“Kita harus perhatikan adalah generasi muda kita, anak-anak kita, mulai pendidikan terdampak dan lain sebagainya, apalagi yang masih balita, pasti akan mempengaruhi proses perkembangan kepribadiannya. Sehingga itu mulai dari kita, lembaga-lembaga, saya meminta untuk tetap memperhatikan itu, dan itu waji,” tegas Tahlis.

Pada dasarnya kata dia, kegiatan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dari provinsi itu banyak sekali di Kabupaten Bolmong.

“Dan ini merupakan rahmat dan berkat bagi kita, bersyukur akan hal itu,” ucapnya.

Dengan banyaknya kegiatan DP3A Provinsi di Bolmong, menjadi tanda tanya besar pula, berarti dari Pemerintah Provinsi melihat banyak tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak yang mungkin saja masih terjadi di daerah ini.

“Dalam hal ini tindak kekerasan dalam semua aspek, menurut pantauan saya, laporan secara langsung dan menyeluruh dari Kepala DP3A,” ujarnya.

Di sisi lain kata Tahlis, semua lembaga-lembaga P3A harus difungsikan agar meminimalisir dan tidak adanya kejadian-kejadian kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Logikanya, semakin banyak lembaga, maka semakin menurun angka kekerasan, sebaliknya apabila lembaganya banyak, pengurusnya banyak, kegiatannya banyak, tapi angka kekerasan nya meningkat. Itu berarti percuma semua yang kita kerjakan,” bebernya.

Tak hanya itu, paada dasarnya Inti dari kegiatan itu kata dia, adalah implementasinya di tingkat lapangan. Apa yang didengar dari narasumber provinsi, itu yang dibawah ke tempat kita berada, kita terjemahkan, dan diimplementasikan.

“Apa yang didapat dari perwakilan tiap lembaga yang hadir, wajib diinformasikan ke lembaga masing-masing, kemudian bergerak. Karena apa yang kita dapat disini hanya menjadi konsumsi pribadi, maka tidak akan berdampak apa-apa terhadap angka kekerasan di daerah ini,” tambahnya.

Lanjut dia, apalagi ditengah pandemi Covid-19 saat ini, setiap kegiatan yang minim harus memiliki daya guna yang lebih. Dia pun berharap, kegiatan tersebut membawa dampak baik.

“Semoga ini akan berdampak baik, signifikan bagi peningkatan kualitas hidup anak,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala DP3A Sulut, Mieke Pangkong mengatakan pada prinsipnya anak memiliki prinsip Konvensi Hak Anak (KHA) di antaranya, non diskriminasi, kepentingan terbaik anak, kelangsungan hidup tumbuh dan berkembang serta mendengar pandangan anak.

“Nah prinsip keempat ini mendengar pendapat dalam kehidupan keluarga yang masih disepelekan, terkadang anak-anak dikasih saran keluarga kadang susah diterima. Ini adalah prinsip-prinsip yang menjadi acuan yang menjadi pemenuhan perlindungan anak,” katanya.

Dia mengingatkan, agar masyarakat paham soal pernikahan dini yang berdampak kurang baik bagi kehidupan anak.

“Saya berharap di Bolmong akan semakin berkurang angka pernikahan dini,” pungkas dia.

Sekadar diketahui, kegiatan workshop tersebut diikuti para Sangadi (Kepala desa red), Forum Anak Daerah (FAD), pekerja sosial, tokoh masyarakat dan tokoh agama.

Imran Asiaw

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.