TNews, SEJARAH – Ada sosok pria legendaris yang pernah berjalan-jalan di tanah Jakarta zaman dulu. Dia adalah ‘pemburu’ perempuan. Namanya Oei Tambah Sia.
Playboy yang menjadi urban legend Batavia ini muncul dalam catatan-catatan masa silam. Namanya sering ditulis sebagai Oei Tambah Sia, Oey Tamba Sia, atau Oei Tambahsia. Dalam ‘Statistik Hukum’ era Hindia Belanda tahun 1854-1855, namanya tertulis sebagai Oeij Tamba.
Dilansir Ensiklopedi dalam Portal Resmi Provinsi DKI Jakarta, Oei Tambah Sia begitu legendaris di Betawi. Dia adalah pemuda Tionghoa dari orang tua yang kaya raya.
“Ia seorang playboy yang membuat orang tua para gadis cantik khawatir setengah mati,” tulis Ensiklopedi di Portal Resmi Provinsi DKI Jakarta.
Kisah mengenai Oei Tambah Sia dapat ditemui dalam cerita rakyat Betawi berbentuk syair dengan judul ‘Sair Oey Tambahsia’.
Siapa dia?
Oei Tambah Sia diperkirakan hidup antara tahun 1827 sampai 1856. Dia adalah anak dari Oey Thay, pemilik toko tembakau terbesar di Batavia yang aslinya berasal dari Pekalongan. Oey Thay adalah hartawan yang dermawan.
Oey Thay sang ayah dari Oei Tambah Sia adalah orang terhormat dan punya koneksi dengan pejabat. Oei Thay diangkat pemerintah kolonial sebagai Lieutnant der Chinezen untuk kawasan Kali Besar. Dia juga pengurus Kongkoan atau Dewan Tionghoa pada pemerintahan Hindia-Belanda era itu.
Anak perempuan Oey Thay menjadi istri dari putra Bupati Pekalongan. Oey Thay meninggal dunia pada usia 50 tahun. Oei Tambah Sia baru berusia 15 tahun.
Giliran Oei Tambah Sia yang mendapat warisan kekayaan ayahnya berupa lahan di Pasar Baru dan Curug Tangerang dengan sewa 95 ribu Gulden setahun, sejumlah rumah, uang, dan perhiasan. Total nilainya mencapai 2 juta Gulden.
“Sekadar gambaran, waktu itu dengan uang sepuluh gulden saja orang sudah bisa hidup cukup. Orang sekaya Oei Thay sangat jarang. Hanya bebarapa gelintir,” demikian tertulis dalam buku ‘Indonesia Poenja Tjerita’, disunting Roso Daras, diterbitkan Mizal Digital Publishing.
Oei Tambah Sia, si ganteng foya-foya
Oei Tambah Sia yang tak pernah hidup susah sejak kecil, kini memanfaatkan warisan kekayaan bapaknya untuk hidup berfoya-foya. Dia adalah pria ganteng, senantiasa berpakaian mewah, berkuda kemana-mana, dan gemar mengejar perempuan.
Oei Tambah Sia akhirnya menikahi gadis dari keluarga Sim. Pesta pernikahan digelar besar-besaran, konon yang paling mewah se-Batavia, berlangsung beberapa hari. Pesta Oei Tambah Sia menutup jalan tanpa minta izin ke Dewan Tionghoa.
Meski pesta pernikahannya dengan gadis keluarga Sim digelar sangat mewah, namun Oei Tambah Sia tetap tidak berhenti berburu perempuan. Dia benar-benar gila perempuan, tak terkendali, bahkan sering diiringi dengan aksi pembunuhan terhadap orang yang dia anggap sebagai pesaingnya.
Dia susah ditangkap aparat Hindia-Belanda. Soalnya, dia sudah punya jejaring koneksi dengan pejabat-pejabat.
“Dengan mempergunakan kekayaannya, ia memelihara hubungan baik dengan para pembesar Belanda yang ternyata juga banyak yang korup dan bersedia menjadi pelindungnya. Ia merasa dengan uangnya ia dapat memperoleh segala apapun yang ia inginkan, tanpa menghiraukan kerugian yang ia timbulkan kepada orang lain,” demikian tulis Benny G Setiono.
Benny G Setiono menuliskan catatan mengenai Oei Tambah Sia di bukunya, ‘Tionghoa dalam Pusaran Politik’.
Cebok pakai uang
Di Jalan Toko Tiga, Glodok, terdapat kali tempat biasa Oei Tambah Sia buang air besar. Tiap kali dia buang air besar, banyak orang menungguinya.
Banyak orang menunggu Oei Tambah Sia yang buang air besar. Soalnya, Oei Tambah Sia cebok memakai uang kertas. Uang kertas yang dia gunakan untuk membersihkan pantatnya itu dibuang ke sungai.
Uang itulah yang menjadi rebutan warga. Dalam suasana berjubel, kadang-kadang warga terluka lantaran berebut uang kertas itu.
Sumber: detik.com