TNews, KESEHATAN – Perut pengaruhi penampilan tubuh. Menurut para ahli, lemak perut merupakan lemak yang paling sulit dihilangkan. Ini penjelasannya. Penumpukan lemak merupakan permasalahan yang paling sering dihadapi oleh hampir seluruh orang. Perut, lengan dan paha menjadi titik penumpukan lemak yang paling banyak. Banyak cara yang dilakukan oleh orang untuk membakar dan mengurangi penumpukan lemak di tubuh. Misalnya seperti menjalankan berbagai pola diet atau olahraga mulai dari yang ringan hingga yang berat.
Tetapi biasanya permasalahan pada penumpukan lemak perut menjadi hal yang paling sulit untuk diatasi. Meskipun sudah menjalani diet ketat dan olahraga keras, lemak perut tetap membutuhkan waktu yang lebih lama untuk diluruhkan. Dilansir melalui Daily Mail UK (2/3) para ilmuwan juga mengatakan bahwa lemak yang menumpuk di perut adalah lemak paling susah dibakar. Sementara lemak pada bagian tubuh lainnya terus dibakar dan digunakan tubuh sebagai bahan bakar untuk metabolisme.
Para peneliti tidak menyarankan untuk menjalankan intermittent fasting sebagai cara untuk membakar lemak perut. Mereka lebih menyarankan diet defisit kalori yang dinilai akan lebih efektif. Melalui pengamatan yang dilakukan pada tikus, peneliti dari University of Sydney menemukan lebih dari 8.500 protein dalam endapan lemak tubuh tikus. Lemak ini bernama lemak visceral yang berada di perut dan membungkus organ internal dan dirancang untuk melindunginya.
Asupan kalori yang berlebihan menunjukkan pengaruh yang besar dalam penambahan lemak. Selanjutnya, penumpukan lemak tersebut akan menciptakan kondisi usus yang tidak diinginkan. “Sementara kebanyakan orang akan berpikir bahwa semua jaringan lemak sama, pada kenyataannya, lokasi itu sangat besar perbedaannya,” kata Dr. Mark Larance. Metode intermittent fasting memang melihat cadangan lemak tubuh untuk memberikan energi dengan memecah menjadi molekul asam lemak yang digunakan sebagai bahan bakar utama.
Tetapi hasil analisis lemak perut justru mengungkapkan lemak pada perut tidak mengalami transisi ini seperti pada lemak yang berada di bagian tubuh lainnya. “Ini menunjukkan lemak visceral dapat beradaptasi dengan pertarungan intermittent fasting berulang dan menjaga cadangannya,” kata Dr. Larance. Tipe adaptasi lemak seperti inilah yang membuat pembakaran lemak perut sangat sulit. Bahkan dengan diet atau puasa sekalipun masih belum bisa membakar penumpukannya.
Sumber : detik.com