Kisah Cendekiawan Muslim Al-Khwarizmi, Bapak Aljabar yang juga Penemu Angka Nol

0
883

TNews, SEJARAH – Nama cendekiawan muslim Al-Khwarizmi sudah tidak asing lagi di bidang matematika. Dalam keilmuan matematika, ia sudah banyak menyumbang ide dan pemikiran dalam matematika yang masih digunakan hingga sekarang. Melansir Noor Hidayani dari buku Bentuk Aljabar, Al-Khwarizmi bernama lengkap Abu Ja’far Muhammad bin Musa Al-Khwarizmi. Kata ‘Al-Khwarizmi’ diambil dari nama tempat kelahirannya, yaitu Khawarizmi, sebuah kota kecil di Uzbekistan tahun 194 H/780 M. Semasa hidupnya, Al-Khwarizmi dikenal sebagai cendekiawan muslim yang berpengetahuan luas. Ia juga adalah seorang matematikawan, astronomer, dan geografer selama masa keemasan ilmu Islam.

Al-Khwarizmi bekerja di sebuah istana megah pada masanya, The House of Wisdom di Baghdad. Melalui pekerjaannya, ia terlibat dalam menerjemahkan naskah ilmiah Yunani dan mempelajari serta menulis tentang aljabar, geometri, dan astronomi. Oleh karena itulah, Al-Khwarizmi berhasil memperkenalkan sistem desimal Hindu pada Islam dan Eropa, menemukan quadran vetus (horary quadrant), mengembangkan jam matahari, tabel trigonometri, hingga menyempurnakan teori astronomi dan geografi milik Ptolemy. Kemudian, penemuan terbesar dari cendekiawan muslim satu ini adalah aljabar atau dalam bangsa Barat disebut dengan Algebra. Aljabar sendiri berasal dari bahasa Arab “Al-jabr” yang berarti penggabungan.

Melansir buku Mulut yang Terkunci: 50 Kisah Haru Para Sahabat Nabi oleh Siti Nurlaela, Al-Khwarizmi kemudian menuangkan penemuannya dalam sebuah buku yang berjudul “Hisab al-jabr wa al-Muqabala (The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing). Kata “Al-jabr” yang berarti completion (penyelesaian) dan “Al-muqabala” yang berarti balancing (penyeimbang). Dalam bukunya ini, Al-Khwarizmi mengenalkan mulai dari bilangan asli, cara berhitung matematika sederhana atau teori algoritma (penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian) hingga penyelesaian persamaan linear dan kuadrat.

Aljabar dari Al-Khwarizmi inilah yang menjadi pondasi penting dan dasar bagi kelimuan aljabar. Menurut buku Al-Khwarizmi The Inventor of Algebra oleh Rajesh Thakur, karya Al-Khwarizmi itu bahkan disebut-sebut jauh lebih baik dibandingkan dengan karya Diophantus, seorang matematikawan Yunani. Hal ini disebabkan Al-Khwarizmi adalah orang yang pertama kali mengajarkan aljabar dalam bentuk dasar, sementara Diophantus lebih fokus pada teori angka. Inilah yang membuatnya mendapat gelar “Bapak Aljabar”. Selain aljabar, Al-Khwarizmi juga disebut sebagai orang pertama yang memperkenalkan angka nol (0). Dilansir dari buku 100 Greatest Science Inventions of All Time oleh Kendall F. Haven, dikisahkan di dalam istana The House of Wisdom terdapat perdebatan antara Khalifah Al-Khwarizmi dan Ahmad bin Aziz, matematikawan istana.

Mereka bebrbincang tentang tentang “sifr” (tempat kosong), yang kita sebut sekarang sebagai nol (0). Al-Khwarizmi berpendapat bahwa sifr adalah sebuah angka, sedangkan Aziz menyangkalnya bahwa angka nol bukanlah sebuah angka dan hanya sebuah ‘tempat’. Kemudian, Al-Khwarizmi menunjukkan bahwa sifr bisa digunakan dalam perhitungan matematika, ia pun menggunakan tumpukan koin sebagai perumpamaan. Sementara untuk mengalikannya dengan nol (0), Al-Khwarizmi tidak meletakkan tumpukkan koin sama sekali. Menurutnya, berapa pun angkanya, jika dikalikan dengan nol, hasilnya akan tetap nol. Pemikiran cendekiawan muslim Al-Khwarizmi inilah yang masih digunakan dalam penyelesaian matematika hingga sekarang.

 

Sumber : detik.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.