Ini Rangkaian HUT Republik Indonesia ke 74 yang Digelar Pemkab Bolmong

0
50

ADVETORIAL, BOLMONG – Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), suksek menggelar Rangkaian Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang ke 74.

Tahun ini, Pemerintah Mengangkat tema “SDM Unggul, Indonesia Maju” dimana berdasarkan tema tersebut, difokuskan untuk pembentukan Sumber Daya Manusia atau dalam istilah falsafah “Memanusiakan Manusia”.

Dimulai dari diselenggarakannya  berbagai macam lomba oleh Pemkab Bolmong seperti Lolangkadan (Lomba Tradisional), Peraturan Baris Berbris (PBB) dan lain sebagainya.

Kemudian pada tanggl 15 Agustus 2019  Pemkab Bolmong menggelar Pengukuhan Paskibraka, dimana Kelompok Paskibraka diambil Sumpah dan di kukuhkan langsung oleh Bupati Yasti sebagai anggota Purna Paskibraka Bolmong Tahun 2019.

Keesokan Harinya pada tanggal 16 Agustus 2019, Pemkab Bolmong bersama dengan DPRD  mendengarkan Pidato Kenegaraan oleh Presiden RI, Ir Joko Widodo, di Gedung DPRD Bolmong.

Dilanjutkan dengan penyerahan Duplikat Bendera Merah Putih oleh Wakil Bupati Bolmong, Yani Tuuk, di Rumah Dinas Bupati, serta pada malam Hari, Wakil Bupati melepas Rombongan Pawai Obor, yang terdiri dari unsur TNI, POLRI, Pelajar dan Masyarakat, yang dimana kegiatan tersebut memiliki makna sebagai semangat membara untuk mengenang sejarah perjuangan para pahlawan.

Pada tanggal 17 Agustus 2019 Pemkab Bolmong memperingati detik-detik  Proklamasi di Lapangan Perkantoran Daerah Bolmong, dimana Bupati Bolmong, Dra Hj Yasti Soepredjo Mokoagow, bertindak sebagai Inspektur Upacara, dan Ketua DPRD Bolmong, Welty Komaling, bertindak sebagai pembaca Teks Proklamasi.

Pada Pukul 17.00 WITA, upacara penurunan bendera Merah Putih dilaksanakan oleh Paskibraka Bolmong, dimana Wakil Bupati Bolmong, Yanni Tuuk, bertindak sebagai Inspektur Upacara, dan Rangkaian Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, diakhiri dengan Malam Resepsi Kenegaraan yang dilaksanakan di Rumah Dinas (Rudis) Bupati Bolmong.

Menurut  Bupati Bolmong, Dra Hj Yasti soepredjo Mokoagow,  makna dan esensi dari peringatan Hari Kemerdekaan ini yakni sebagai wujud rasa syukur kita kepada allah swt, tuhan yang maha kuasa atas berkah, rahmat dan karunia-nya, yang meridhoi semangat perjuangan pergerakan para pendiri bangsa ini dalam melawan penjajahan dan kolonialisme, sehingga pada tanggal 17 agustus 1945 bangsa indonesia dapat mewujudkan kemerdekaannya, “Sudah menjadi kewajiban bagi kita semua untuk senantiasa mengenang jasa-jasa para pendahulu dan pahlawan bangsa, sekaligus menjaga semangat juang dan sikap rela berkorban yang ditunjukkan dalam memperjuangkan kemerdekaan negara republik indonesia, serta meningkatkan nilai-nilai emansipatoris atau semangat patriotisme, dalam menangkal berbagai ancaman dinamika global yang bergulir secara dinamis di era saat ini,”Kata Yasti

Yasti Melanjutkan, Kemerdekaan yang diperoleh dan dirasakan saat ini, adalah buah perjuangan panjang dari para pendahulu dan pahlawan bangsa, yang dalam prosesnya sarat diwarnai dengan cucuran keringat, kehilangan harta benda, linangan air mata, bahkan tetesan darah, “Sudah menjadi kewajiban bagi kita sebagai generasi penerus bangsa, untuk terus mengisi kemerdekaan dengan upaya-upaya konstruktif dan inovatif di segala bidang pembangunan, guna memperoleh capaian‑capaian progresif demi kemajuan, kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat kabupaten bolaang mongondow,”tutup Yasti.

Diketahui, Sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia, berangkat dari 6 Agustus 1945 ketika bom atom melululantakan Kota Hiroshima, Jepang, yang membuat moral tentara Jepang goncang di seluruh dunia. Kemudian, bom atom kedua dijatuhkan ke Nagasaki hingga akhir Jepang menyerah ke Amerika Serikat dan sekutunya.

Kesempatan itu tak disia-siakan, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) berganti nama menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di bawah kepemimpinan Soekarno-Hatta.

Para pejuang ingin memproklamirkan kemerdekaan RI, karena menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah dari Jepang. Mereka pun terus bergerak.

Detik-detik pembacaan teks proklamasi, menukil dari Wikipedia, sempat terjadi perundingan antara golongan muda dan tua dalam penyusunan teks proklamasi. Perundingan itu berlangsung pada pukul 02.00-04.00 dini hari.

Di ruang makan Laksamana Tadashi Maeda, Jalan Imam Bonjol Nomor 1, teks proklamasi ditulis. Para penyusunnya Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Hadir pula B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan Soediro di ruang depan.

Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Seusai teks disusun, Sayuti Melik bertugas mengetik teks proklamasi tersebut.

Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Soekarno diagendakan membacakan teks proklamasi sekira pukul 10.00.

Bendera Merah Putih telah dijahit Ibu Fatmawati, dan akan dikibarkan. Sempat terjadi penolakan oleh Trimurti yang awalnya diminta untuk menaikkan bendera dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan prajurit.

Ditunjuklah Latief Hendraningrat, prajurit PETA, dibantu Soehoed. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih, yang dijahit Fatmawati beberapa hari sebelumnya.

Bendera Merah Putih berkibar, mereka yang hadir menyanyikan lagu Indonesia Raya. Ketika upacara selesai, datanglah sekira 100 anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata. Mereka datang terburu-buru karena tidak tahu adanya perubahan mendadak lokasi pembacaan teks proklamasi dari Lapangan Ikada ke Pegangsaan.

Pemindahan lokasi itu ternyata dilatarbelakangi keamanan. Barisan Pelopor pun menuntut Soekarno mengulang pembacaan proklamasi. Namun ditolak, dan Hatta memberikan amanat kepada mereka.

Pada 18 Agustus PPKI mengambil keputusan untuk mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, dan kini dikenal UUD 45.

Soekarno dan M Hatta kemudian terpilih sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia pertama.

Berikut teks proklamasi yang dibacakan Soekarno:

P R O K L A M A S I

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan

dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta.

 

 

Yogi Mokoagow

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.