Sejarah Desa Matali Baru

0
1196

Pada tahun 1932, sekelompok orang tua yang dipimpin oleh Abo’Buanek serta beberpa pengikutnya seperti seperti Laki Singa,Ongante, Bulow, Giro Makalalag menjelajahi sebuah hutan untuk mencari tempat yang layak untuk berkebun.

Mulanya, mereka bermukim di salah satu sungai di desa bakan yang bernama “Aluman bakan”. Seiring berjalanya waktu, Abo dan para pengikutnya mulai sadar bahwa tempat tersebut pantas untuk di buat lahan perkebunan dan pertanian.

Sementara itu, ditahun yang sama Abo serta beberapa pengikutnya melakukan musyawarah untuk mencari rombongan lain dalam rangka untuk memperluas lagi lahan perkebunan mereka, sehingga para kelompok abo itu memanggil Rombongan lainya diantaranya Laki jamin, laki ulilia, Laki siok, dan laki elisa untuk membuka pertanian serta perkebunan dilokasi tersebut.

Dari hari kehari, lahan yang tadinya sempit kini sudah menjadi luas, Abo pun memanggil para Palutan Guyanga di matali (kepada yang lebih tua ) untuk membahas sebuah pemukiman yang baru. Perimintaan tersebut ditanggapi oleh para guyanga yang berada di matali dintaranya Laki hanun, Laki Tedi dan Laki yusuf.

Pemukiman yang saat itu, masih banyaknya Pohon serta buah-buahan dipinggiran sungai (dalam bahasa mongondow ama ayop). Sehingga mereka menamainya pemukiman Ama Ayop

Pada tahun 1952, perkebunan Ama ayop tersebut telah menjadi pendukuan yang pemimpinya Isa Paputungan dengan jumlah penduduk waktu itu berjumlah 20 Kepala Keluarga (KK). sampai pada tahun 1959 pendukuan Ama Ayop berganti nama yang diambil dari desa matali dan dinamakan Matali Baru .

Desa matali baru telah didefitifkan pada tahun 1959 dengan sangadi pertama

Isa Paputungan,Wajib Makalag, So Lomamay (dua periode), M Dj. Makal (dua periode), S.B. Paputungan, A.B.paputungan, W.S Lomamay, D. Makalalag, W.S Lomamay.

Kesadaran tentang pentingnya pendidikan terutama pendidikan dasar 9 tahun, baru terjadi beberapa tahun belakangan ini sehingga jumlah lulusan SD dan SLTP mengalami penigkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk yang tidak tamat SD yang menduduki poin tertinggi. Itu karena orang-orang yang saat ini berumur 40 tahun ke atas banyak yang tidak lulus tamat SD dan enggan untuk mengikuti pendidikan program paket A dan B.

 

Peliputan : Muslim Paputungan

Editor : Dhidink

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.