Al-Qur’an Bahasa Mongondow Segera Terbit

0
533
Kegiatan workshop validasi Al-Qur’an Bahasa Mongondow yang digelar di Hotel SutanRaja Kota Kotamobagu. Tampak foto bersama tim perumus dan tokoh agama serta tokoh adat
Kegiatan workshop validasi Al-Qur’an Bahasa Mongondow yang digelar di Hotel SutanRaja Kota Kotamobagu. Tampak foto bersama tim perumus dan tokoh agama serta tokoh adat

TOTABUANEWS, KOTAMOBAGU – Tidak lama lagi, masyarakat Bolaang Mongondow Raya bisa menikmati bacaan Al-Qur’an dengan terjemahan Bahasa Mongondow.

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado, menggelar workshop validasi penerjemahan Al-Qur’an Bahasa Mongondow, di Hotel Sutan Raja Kota Kotamobagu, digelar selama tiga hari Rabu-Jumat (6-8/04/2016).

Kegiatan yang sudah masuk dalam tahap lima ini, merupakan kerjasama Badan Litbang dan Diklat IAIN Manado dengan Puslitbang Lektur dan Hazanah Keagamaan RI.

Hadir dalam acara, Rektor IAIN Manado Dr Rukmina Gonibala M.Si, Wakil Wali Kota Kotamobagu Drs H.Jainudin Damopolii, Kepala Puslitbang Lektur dan Litbang Hazanah Keagamaan Kementerian Agama RI Prof. Dr.Khoirul Fuad Jusuf MA, Rektor Institut Agama Islam AZMI Kotamobagu Drs H.Anton Mamonto MA, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kotamobagu Drs Dani Pontoh MA dan melibatkan tokoh-tokoh adat dan agama Bolmong Raya.

Rektor IAIN Manado Dr Rukmina Gonibala M.Si mengatakan, pembuatan terjemahan ini sudah lama dibuat, sejak IAIN masih berstatus Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN).

“Terjemahan ini memakan waktu, karena Al-Qur’an berbeda dengan bahasa lain dan harus teliti. Untuk sumber dananya langsung dari Kementerian Agama RI. Insya Allah, jika sudah selesai, untuk cetak Al-Qur’an ini dilakukan di Madinnah,” ujar Rukmina.

Rukmina yang merupakan Rektor perempuan IAIN Manado pertama mengungkapkan keinginannya mengadakan terjemahan AL-Qur’an bahasa Mongondow ini sejak lama.

“Alhamdulillah, ketika di komunikasikan dengan Kementerian Agama, langsung direspon positif. Apalagi kita ketahui bersama, bahwa daerah kita ini eks kerajaan dengan empat swapraja, salah satunya kerajaan Mongondow. Harapannya, ini bisa menjadi warisan untuk anak cucu kita agar bisa memahami Al-Qur’an dan juga melestarikan budaya bahasa Mongondow,” ucapnya.

Prof.Dr.Khoirul Fuad Jusuf MA selaku penanggungjawab program penerjemahan Al-Qur’an berbahasa daerah menerangkan alasannya.

“Ini penting, karena fungsi dan peran Al-Qur’an di masyarakat sangat besar dan berpengaruh. Selain itu, bisa membantu memberikan pelayanan kepada masyarakat agar memahami Al-Qur’an itu. Kemudian, dalam rangka pelestarian budaya dalam hal bahasa daerah,” terang Prof Khoirul.

Kita ketahui bersama, tambah Prof Khoirul, Indonesia kaya akan adat dan budaya, sehingga banyak bahasa daerah di nusantara ini.

“Karena sesuai penelitian, bahasa daerah yang ada di Indonesia dalam ancaman kepunahan, ini tidak bisa dibiarkan. Inilah sejumlah alasannya,” tambah Prof Khoirul.

Menurutnya, Badan Litbang yang dipimpinnya sudah membuat penerjemahan Al-Qur’an dalam bahasa daerah lain dan sudah selesai di cetak.

“Beberapa kitab terjemahan sudah ada, seperti, Minang, Banyuwangi, Gorontalo. Dan yang akan di lounching dalam waktu dekat ini yakni terjemahan dalam bahasa Batak, Toraja. Kita berharap, terjemahan dalam bahasa Mongondow ini secepatnya selesai dilaksanakan oleh tim, sehingga bersamaan di lounching dengan yang lain,” katanya.

Sementara Drs Jainuddin Damopolii mewakili pemerintah mengucapkan terima kasih atas prakarsa pihak Kementerian Agama RI dan IAIN Manado bersama tim perumus terjemahan untuk membuat terjemahan Al-Qur’an bahasa Mongondow.

“Ini karya besar dan harapan kami bisa rampung secepatnya. Hal ini juga, sesuai program pemerintah Kota Kotamobagu, yang memasukkan kurikulum bahasa Mongondow di sekolah-sekolah,” ucapnya.

Ketua MUI Kota Kotamobagu Drs Dani Pontoh MHI mengungkapkan, ini adalah langkah maju untuk bisa memahami kitab suci Al-Qur’an dengan mudah karena sudah diterjemahkan dalam bahasa Mongondow. Selain itu, peran serta seluruh elemen masyarakat untuk membantu dan mensosialisasikannya.

“Saya juga berharap kedepan terjemahan Al-Qur’an ini bukan hanya dalam bahasa Mongondow, tapi ada bahasa-bahasa adat atau daerah lainnya. Apalagi diketahui bersama, Bolmong raya ada 4 eks swapraja, yakni, Mongondow, Bintauna, Kaidipang dan Bolango, dan kaya akan bahasa daerah atau adat. Tinggal bagaimana daerah-daerah lainnya memprakarsainya, sebab, terjemahan bahasa Mongondow ini merupakan langkah awal,” ujar Ustadz Pontoh biasa disapa.

Tim Totabuanews

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.