TNews, BOLSEL – Survei Kesehatan Indonesia (SKI) baru-baru ini mengungkap fakta mengejutkan tentang tingkat stunting di Provinsi Sulawesi Utara.
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) menempati peringkat tertinggi dengan angka mencengangkan, mencapai 33 persen.
Kabar ini memantik perhatian DPRD Bolsel, terutama wakil ketua, Hartina Badu, yang mengungkapkan bahwa anggaran penanganan stunting pada tahun 2023 mencapai 30 miliar rupiah.
“Dari APBD 2023 Rp.24.785.676.745 mencakup Intervensi spesifik sebesar Rp.1.278.927.200. Intervensi sensitif Rp.23.329.426.695 serta intervensi koordinatif Rp. 377.322.830 selain itu di APBDEs total anggaran di 81 desa Rp. 4.656.362.710,” beber Hartina Badu.
BACA JUGA : Bolsel Tertinggi Stunting, DPRD Sorot Kinerja Iskandar – Deddy
Tekait anggaran tersebut, sebelumnya kepada sejumlah media Sekretaris Daerah M. Arvan Ohy SSTP, MAP membenarkan bahwa APBD 2023 dengan total anggaran Rp. 24.785.676.745. Serta didukung oleh pemerintah desa se-Kabupaten Bolsel melalui pembiayaan APBDes dengan total anggaran di 81 desa sebesar Rp. 4.656.362.710.
Sehingga total anggaran penanganan stunting di Bolsel berkisar 30 miliar rupiah.
Namun mengherankan, anggaran sebesar itu tidak mampu merubah signifikan angka penderita stunting di Bolsel.
Salah satu masalah yang mencuat adalah kelambanan pelaksanaan program seperti Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) yang hanya dilakukan pada 11 persen bayi baru lahir, padahal dianggap sebagai langkah penting dalam pencegahan stunting. Hal itu diungkapkan salah satu sumber yang meminta Namanya tidak dipublis.
“Program ini tidak jalan, hanya dilakukan kepada 11 persen bayi lahir, padahal itu wajib bayi baru lahir,” beber sumber.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Bolsel, Saipul Botutihe, kepada Totabuan News Minggu 28 April 2024 via seluler mengakui bahwa meskipun anggaran telah dialokasikan, pihaknya masih menghadapi tantangan dalam penanganan stunting.
“Jujur saja, saya masih baru. Namun untuk penangan stunting, kami punya tim. Mereka yang bekerja,” ujar Kadis.
Meskipun demikian, pihak pemda menegaskan bahwa mereka sudah maksimal dan upaya penanganan stunting tetap menjadi prioritas, dengan tim khusus yang bekerja keras dalam upaya pencegahan.
“Pemerintah Bolsel berkomitmen untuk terus berupaya menurunkan angka stunting di wilayah tersebut,” tandasnya. (**)