MARLINA MOHA SIAHAAN : Dihormati Yasti, Diabaikan Limi

0
28

TNews, BOLMONG – Di tengah riuhnya dinamika politik Sulawesi Utara, nama Dra. Hj. Marlina Moha Siahaan, yang akrab disapa Bunda MMS, kembali mencuat.

Sejak menjabat sebagai Bupati Bolaang Mongondow selama dua periode dari 2001 hingga 2011, Bunda MMS telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di hati masyarakat, khususnya di Bolaang Mongondow.

Lahir pada 15 Juli 1960, Marlina dikenal sebagai politisi berdedikasi yang berhasil memperjuangkan pemekaran Kabupaten Bolaang Mongondow menjadi lima daerah otonom.

Capaian ini, yang menjadi tonggak penting dalam sejarah daerah, masih dikenang hingga kini sebagai simbol kemajuan dan pemerintahan yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Selama masa jabatannya, Bunda MMS dikenal dekat dengan rakyat, meluncurkan berbagai program inovatif yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Bahkan setelah masa tugasnya berakhir, kehadirannya tetap dinanti. Pada 15 November 2021, Bupati Yasti Soepredjo Mokoagow mengangkatnya sebagai Koordinator Staf Khusus Bupati, sebuah keputusan yang mencerminkan penghormatan terhadap pengabdian dan kontribusinya.

Namun, angin perubahan bertiup ketika Limi Mokodompit dilantik sebagai Penjabat Bupati Bolaang Mongondow pada 2023. Dalam kebijakan baru, nama Bunda MMS dihilangkan dari daftar staf khusus, dan digantikan dengan 35 nama baru.

Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, memicu berbagai spekulasi dan kritik dari masyarakat yang merasa bahwa jasa-jasa Bunda MMS selama ini diabaikan.

Banyak warga yang menganggap kebijakan ini sebagai pengingkaran terhadap kontribusi signifikan yang pernah diberikan oleh Marlina.

Meskipun hanya menjabat sebagai staf khusus, pengaruh dan rekam jejaknya di dunia pemerintahan tak dapat disangkal.

Sebelum menjabat sebagai bupati, ia juga pernah menduduki posisi Wakil Ketua DPRD Bolaang Mongondow pada tahun 1999, yang menunjukkan perjalanan politiknya yang panjang dan berpengaruh.

Meskipun saat ini terpinggirkan dari jabatan formal, kecintaan masyarakat terhadap sosok Bunda MMS tetap terjaga.

Jasa-jasanya dalam membangun daerah dan mendidik generasi birokrat muda yang meneruskan perjuangan pembangunan di lima daerah otonom hasil pemekaran, akan selalu dikenang.

Dengan segala tantangan yang ada, nama Marlina Moha Siahaan akan terus hidup dalam ingatan rakyat yang pernah ia layani.

Ia bukan hanya sekadar tokoh politik; ia adalah simbol perubahan dan harapan bagi masyarakat Bolaang Mongondow. Keberaniannya dalam berjuang dan dedikasinya untuk daerah akan selalu dihargai, meskipun arus politik dapat berubah seiring waktu.***

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.